Ini buku kedua puluh Tere Liye yang saya baca. ‘Teruslah Bodoh, Jangan Pintar’. Khusus bercerita tentang kompleksitas dunia pertambangan di Indonesia.
Alurnya unik, tapi khas kisah Tere Liye. Hanya dari ruang sidang komite berukuran 3×9 meter. Berisi tujuh anggota komite, masing-masing dua orang dari pihak pertambangan PT Semesta Minerals & Mining dan dua dari aktivis lingkungan. Kursi lain untuk saksi yang dihadirkan. Dengar pendapat maraton, sebelum dua pekan lebih kemudian memutuskan, apakah perusahaan itu diizinkan mendapat konsesi besar di negeri ini atau tidak.
Continue reading “Kisah Tambang dan Teruslah Bodoh”