Inggris meneruskan tradisi gagal menang di partai perdana Piala Eropa.
Permainan sepakbola bukan hanya pertandingan selama 2 kali 45 menit ditambah tambahan waktu seperlunya. Sepakbola juga menyuguhkan adu cerdas, adu diplomasi dan adu piawai seni kehumasan serta media relations. Bagian terakhir ini kerap ditunjukkan dalam sesi jumpa pers atau wawancara di mixed zone bagi para pemain maupun pelatih dua tim yang baru merampungkan laga nan melelahkan.
Begitu wasit Nicola Rizzoli dari Italia meniup peluit panjang partai perdana Grup D yang berakhir 1-1 antara Inggris dan Perancis, ‘perang’ selanjutnya ada di ruang media. Hasil seri di laga pertama antara dua tim yang dianggap paling kuat di grup, membuat kedua pelatih sama-sama tak perlu menunjukkan rasa menyesal. “Kami sudah bermain baik, melawan sebuah tim kelas atas. Lawan kami banyak memberi ujian, terutama karena menguasai bola di tiga perempat lapangan,” kata Roy Hodgson pelatih 64 tahun yang baru memoles Inggris sebulan sebelum turnamen bergulir.
Di kubu lain, Laurent Blanc, pria 46 tahun yang menghabiskan dua musim karir bermainnya di Manchester United, tak kurang kata memuji satu poin perolehan Les Blues. “Permainan kami membuat hidup terasa begitu sulit bagi Inggris. Tapi ya, satu angka bukanlah hasil yang jelek,” kata Blanc. Ia patut berterimakasih pada Samir Nasri setelah pemain asal Manchester City itu membalas gol sundulan dari rekan seklubnya, Julian Lescott. Kegembiraan para hooligans atas bayangan kemenangan hanya bertahan sembilan menit.
Kurang tradisi menang
Inggris selalu dihantui kehidupan yang sulit di laga perdana kejuaraan empat tahunan ini. Bahkan saat menjadi tuan rumah Euro 1996, mereka tertahan oleh Swiss 1-1 di partai awal. Gol Alan Shearer tergagalkan penalti Kubilay Turkyilmaz di menit akhir. Pasukan Glenn Hoddle kandas di semifinal, kalah adu penalti dari Jerman dengan Gareth Southgate menjadi satu-satunya pesakitan.
Edisi berikutnya, Euro 2000 saat Belanda dan Belgia menjadi tuan rumah bersama, Inggris menanggung malu kala dipecundangi generasi emas Portugal 2-3 di pertandingan pertama. Gol cepat Paul Scholes dan Steve McManaman dibalikkan oleh produktivitas trio Luis Figo, Joao Pinto, dan Nuno Gomes. Tim asuhan Kevin Keegan tak lolos ke perempatfinal, hanya menempati posisi tiga di bawah Portugal dan Rumania.
Di Portugal, 2004, nasib para pion Svenn-Goran Eriksoon tak lebih baik. Debut di Grup B berakhir buruk dalam tiga menit terakhir laga saat dua gol Zinedine Zidane membuyarkan kemenangan menjadi luka luar biasa. Gol Frank Lampard menit ke-38 diruntuhkan double sang maestro, masing-masing di menit ke-91 dan penalti menit ke-93.
Setelah absen empat tahun silam, kini Inggris berada di Grup D dan langsung menghadapi Le Blues yang giat-giatnya menggelar revolusi pasca kisah buram Piala Dunai 2010. Singa Muda cukup percaya diri, sebelum dikepung habis laskar Ayam Jantan Biru di babak kedua. “Syukur tak kalah, syukur atas satu poin,” Begitu barangkali yang mesti dimadahkan Hodgson. Tapi, hidup Hodgson Inggris bakal lebih susah jika tak mampu lewati rintangan selanjutnya, ‘The Yellow Viking’ Swedia di Sabtu dini hari nanti.
PREDIKSI SELASA, 12 JUNI
GRUP | WAKTU | PERTANDINGAN | HASIL |
GRUP A |
23.00 WIB | YUNANI – CEKO | CEKO MENANG |
GRUP A | 01.45 WIB | POLANDIA – RUSIA | RUSIA MENANG |
inggris yang selalu dijagokan juara tapi kenyataanya kalah, bahkan tak sempat masuk final….