Hari ke-17 di Hawaii: This Time for Africa!

Afrika, benua eksotis. Banyak misteri di dalamnya. Sebelum berkesempatan ke sana, doakan dulu permasalahan urgen mereka.

Afrika nan penuh pesona. Selalu gembira dalam nyanyinya.
Afrika nan penuh pesona. Selalu gembira dalam nyanyinya.

Karena kasih kemurahan Tuhan, rasanya tinggal Afrika saja bagian benua yang belum terinjak. Afrika, menyimpan eksotisme, menyimpan misteri nan luar biasa. Tapi juga banyak keajaiban dan anugerah Sang Pencipta di sana.

Sore tadi, pentas kebudayaan diisi peserta dari Afrika. Sejenak kami diajak ‘terbang’, mengikuti sekelompok kawan yang bersatu mewakili Nigeria, Pantai Gading, Kongo, Rwanda, Afrika Selatan, Zambia, Zimbabwe dan (Anda pernah dengar nama negara ini?) Seychelles. Beda dengan kelompok lain, mereka mengemas performanya dalam bentuk drama. Judulnya ‘Jabulani Afric Me’, kurang lebih artinya, ‘Bergembiralah Afrikaku!’. Ingat kan, bola resmi Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan bernama Jabulani?

Drama 20-an menit itu dikemas lucu. Bercerita tentang sebuah kerajaan, lengkap dengan raja gendut dan kepala pengawal beserta hulubalangnya, yang kedatangan tamu asing dari Inggris. Dua tamu ini awalnya mendapat penolakan, tapi setelah mereka melakukan sesuatu nan luar biasa, kerajaan itu pun menerima dan mengikuti ajaran sang pendatang. Di akhir pertunjukan, kami tertawa meriah, bertepuk-tangan di atas kepala, lalu bernyanyi dan berjoget bersama.

Kisah sedih dan suka Afrika

Drama menyentuh dari kawan-kawan Afrika. Kreatif dalam berseni.
Drama menyentuh dari kawan-kawan Afrika. Kreatif dalam berseni.

Afrika tak hanya memiliki kisah berkalang duka. Mereka riang dalam keterbatasan. Mereka pekerja keras, banyak juga berpendidikan tinggi, dan tingkat literasi di negara-negaranya juga tak buruk-buruk amat.

Tapi, dari kisah kawan-kawan, yang terngiang memang sisi gelapnya. “Doakan kami agar korupsi tak terus menggejala. Terutama di kalangan politisi,” kata seorang kawan dari Kongo (Ah, kalau itu mah, tak jauh beda…)

“Kami berperang melawan HIV/AIDS. Akarnya dari adiksi heroin dan seks bebas,” ungkap teman asal Seychelles. Ini nama negara kepulauan, ada 155 pulau, pernah dijajah Perancis dan Inggris. Kalau lihat peta Afrika, amati di sebelah kanan tengah, di atasnya Afrika Selatan. Titik-titik pulau mereka amat kecil, tersebar di Samudera Hindia.

Bersama sahabat baru, Ishmael dari Nigeria. Berdoa melawan kekuatan teroris.
Bersama sahabat baru, Ishmael dari Nigeria. Berdoa melawan kekuatan teroris.

Sebenarnya, ada musuh lagi yang sedang dihadapi Afrika, khususnya Nigeria. Satu namanya Ebola, dan satu lagi –yang ini lebih ruwet urusannya: Boko Haram. Sebuah media online bahkan memberi judul beritanya bernada satir: ‘Why Nigeria Was Able to Beat Ebola, but Not Boko Haram’. Sudah enam bulan berlalu, tapi pemerintah pimpinan Presiden Goodluck Jonathan tak juga mampu mengembalikan 219 dari 276 perempuan yang diculik kelompok teroris itu. “Tak ada yang bisa menjelaskan, apakah mereka masih hidup atau sudah tiada,” kata kawan asal Nigeria.

Boko Haram, yang lebih kurang berarti ‘Pendidikan Barat adalah dosa’ telah sukses memecah negara dengan timnas sepakbola berjudul ‘Super Eagle’ ini. Penculikan itu telah memancing kemarahan publik secara luas, termasuk kampanye twitter bertagar #BringBackOurGirls. Tapi, alih-alih membebaskan sandera, justru terjadi serangkaian kekerasan yang ditujukan kepada Boko Haram, dan menewaskan ribuan orang di provinsi bagian utara Nigeria.

“Tsamina mina, eh eh Waka waka, eh eh

Tsamina mina zangalewa

This time for Africa!”

Salam Waka Waka dari Maui, Hawaii…

Leave a Reply

Your email address will not be published.