Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Travy: Tangerang yang Penuh Ekostisme

Kisah video memotret kota Tangerang. Tidak sebiasa yang kita lewati sehari-hari.

Untuk pengerjaan Ujian Tengah Semester, kelompok yang beranggotakan Noviana, Aprilia Josephine, Sofi Chandra, Meivi Isnihijah, Anggie Cyndia, Eunike Iona Saptanti, Nesya, Amelita Risa Oktora, Devy Agita, dan Melisa Mulyasari memilih memotret kota Tangerang.

Travy, artinya Traveling to The City, menguak Tangerang nan eksotis, tidak dalam kondisi seperti yang biasa kita tahu: berdebu, panas, macet, dan dekil. Tangerang, ditelisik lebih dalam, ternyata penuh wilayah sejarah, kultur, dan peradaban nan kuat.

Secara pengemasan bagus, narasumber kuat dari berbagai angle (tokoh masyarakat dan akademisi). Sayang, entah mengapa, saat diunggah ke youtube, gambar nampak kurang terang, selain ada kelemahan pada kutipan narasumber yang terlalu panjang dan sedikit noise –saat wawancara Indiwan Seto, misalnya.

Kritik teknis

Masukan secara pengambilan gambar: perhatikan sisi pencahayaan, terutama banyak gambar backlight di segmen 2 dan 3). Juga beberapa gambar over-expose, serta tidak memperhitungkan komposisi obyek-obyek yang masuk ke dalam frame.

Dari sisi latar, background narasumber sangat datar (segmen satu). Saran, jangan pernah menggunakan tembok/dinding sebagai background, apalagi dinding tersebut tidak memiliki corak dan warna, cari background yang memperlihatkan dimensi.

Pada segmen dua,  “one shot” nara sumber di segmen 2 warnanya berbeda, agak kehijauan, sebaliknya di segmen tiga, tidak ada “one shot” nara sumber. Sementara itu, di segmen satu dan dua, looking room narasumber sangat tak tepat. Tak jelas dia menghadap ke mana.

Saat wawancara   Indiwan Seto, ada kelemahan tersendiri, saat laptop nara sumber menjadi obyek dominan di frame cukup mengganggu fokus penonton. Kurang bagusnya gambar di segmen dua (shaky) terutama gambar one shot narasumber, sebaiknya diatasi dengan wajib memakai tripod dan dikunci.

Ide brilian, soal eksekusi perlu diasah lagi…

Leave a Reply

Your email address will not be published.