Konsepnya ‘live-in’. Duo host menginap di rumah nelayan dan mengikuti aktivitas penduduku lokal. Mesti banyak variasi agar tak jadi membosankan.
Mereka bersepuluh ingin membuat video bertema ‘destinasi’ dengan konsep berbeda. Apriyadhi, Jordie Yonathan, Ellia Avrizella, Febiartito Ramadhan, Christa Adventa, Dinda Ulfiananda, Syilfia Mailani, Brigita Diva, Andreas Ivan dan Meidiana Dellycia.
http://www.youtube.com/watch?v=OduSi9AOHj4
Mengambil lokasi di Tanjung Pasir, Tangerang, karya ini menjadi bukti betapa riset yang kuat adalah kekuatan tersendiri bagi sebuah karya jurnalistik. Lewat survei sebulan sebelumnya, mereka sudah membuat janji dengan Misna, nelayan di Tanjung Pasir untuk meliput sekaligus menginap di rumahnya. Bersepuluh bekerjasama, dua hari semalam membuat paket bertopik ‘live in’.
Secara umum, idenya menarik sih. Ada cerita, dua orang sahabat tertinggal kawan-kawannya yang berangkat menyeberang, lalu memutuskan menginap di rumah nelayan dan menjalani hidup keseharian warga pesisir. Nilai plusnya, yakni seharian memotret kehidupan sebuah profesi. Dari membuat jarring, sampai menyebar dan mengangkatnya di hari nan subuh. Bumper openingnya juga oke, meski akan lebih bagus lagi kalau bisa diperbesar.
Problem yang nampak pada tayangan bertajuk ‘The Xventure’ ini misalnya pada minimnya pencahayaan pada gambar malam. Selain itu, beberapa sekuen tampak membosankan. Pembicaraan dengan nelayan, misalnya, tak perlu di-roll semua. Apalagi tanpa ada grafis yang membuat layar menjadi jelas dan detail, pembicaraan terlalu panjang perlu variasi khusus. Kalau mau kejam, ada bermenit tayangan bisa dipotong, karena dianggap kurang ‘hidup’ dan diganti show lain yang lebih memiliki ‘wow effect’.
Ide yang tajam, riset yang cermat, usaha eksekusi nan keras, serta kekompakan tim, menjadi kunci sukses karya ini. Go to the next Xventure!