Kisah Megawati dan Meneer Jan van den Boom di Kongres PDIP
Sanur, CNN Indonesia — Warga Belanda itu bernama Jan van den Boom. Usianya hampir 80 tahun. Ia berasal dari Venray, sebuah kota di Limburg –provinsi di ujung selatan Belanda yang berbatasan dengan Jerman. Jan yang pensiunan pegawai Xerox itu menginap di Grand Inna Beach Hotel, Sanur, Bali, bersamaan dengan perhelatan akbar lima tahunan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di hotel itu.
Sehari sebelum pembukaan Kongres IV PDIP, Rabu (8/4), Jan mencegat Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP, di lobi hotel. Langkah Mega pun terhenti. Dia lantas menyapa orang asing yang tak dikenalnya itu.
“Hi Mister, where are you coming from?” sapa Mega kepada Jan yang mengajaknya berjabat tangan dan berfoto. Megawati menceritakan pertemuannya dengan Jan itu saat menyampaikan pidato pada jamuan makan malam dan pagelaran budaya, malam sebelum Kongres dibuka.
Sang Meneer lalu bercerita bahwa ia mengidolakan Megawati. Hampir setiap Kongres PDIP dihelat, ia menginap di hotel itu –hotel yang menjadi lokasi langganan Kongres PDIP. Biasanya, sekali datang ke Bali, Jan langsung tinggal selama tiga bulan penuh di Grand Inna Beach Hotel bersama istrinya, Mariane.
“Hampir setiap tahun saya datang ke Bali dan selalu menginap di hotel yang sama,” kata Jan kepada tim CNN Indonesia TV.
Menurut Jan, ia mengagumi kepemimpinan Megawati karena sejumlah alasan. “Ia tak lulus pendidikan tinggi, tapi pendekatan humanisnya bagus sekali,” kata dia.
Jan ingat Mega kerap mengajak anak-anak kecil duduk bersamanya lalu menyanyi. “Kalau Anda memegang anak-anak, berarti Anda memiliki masa depan,” ujarnya.
Mega boleh jadi lupa pada Jan, namun mereka bukan pertama kali bertemu. Jan bercerita, dia telah beberapa kali bertemu putri pertama Soekarno itu. “The second time I met her in 2010, we took photos,” kata Jan sambil menunjukkan fotonya bersama Mega.
Jan juga ingat Mega selalu bersama dengan suaminya, Taufiq Kiemas, hampir di tiap kesempatan. “I know that her husband is always with her whenever she goes,” kata Jan.
Ia baru tahu Taufiq kini telah wafat, dan menyatakan rasa dukacitanya untuk Megawati. “He passed away? I didn’t know that. In 2010 she is still with him. I feel sorry for her now that she’s alone.”
Jan yang mengaku tak terlalu paham soal politik, terkejut saat Megawati ternyata terpilih kembali sebagai Ketua Umum PDIP lima tahun ke depan. “Wow, saya kira dia seharusnya beristirahat dan menikmati hidup, menjalankan free time-nya,” ujar Jan.
Apapun, Jan menyampaikan ucapan selamat kepada Mega. “I want to wish her success so she can give the most to Indonesian people and globally.”
Megawati, tahu dia dan partainya diamati oleh Jan van den Boom, berbangga hati. Di depan 2.000 peserta Kongres, dia berkata, “Orang Belanda hadir tiga kali di Kongres kita di hotel ini hanya untuk melihat kemajuan proses dari sebuah partai yang betul-betul dari rakyat.”
Perempuan bernama lengkap Dyah Permata Setyawati Megawati Soekarnoputri itu melanjutkan ucapannya. “Orang asing saja bisa menghargai kemajuan kita. Bukan hal mudah untuk menjalankan roda organisasi partai yang diakui sebagai partai terbesar di Indonesia saat ini,” kata dia.
Menurut Mega, pujian Jan van den Boom harus menjadi pelecut bahwa PDI Perjuangan adalah partai yang bergerak dengan ideologi.
Kini untuk memastikan soliditas PDIP pasca kepemimpinannya, Megawati memasukkan dua cucu Soekarno ke kepengurusan inti partai. Di bawah Mega, Puan Maharani dan Prananda Prabowo akan digembleng menjadi pemimpin masa depan PDIP.
Tayang di http://www.cnnindonesia.com/politik/20150412095959-32-45965/kisah-megawati-dan-meneer-jan-van-den-boom-di-kongres-pdip/