Secuil Surga di Lembah Karmel

Lembah Karmel disebut sebagai salah satu tempat wisata ziarah keagamaan umat kristiani terbesar di Asia Tenggara.

Saat pujian dan penyembahan di Lembah Karmel. Suasana sorgawi.
Saat pujian dan penyembahan di Lembah Karmel. Suasana surgawi.

Lebih tiga ribu umat duduk rapi, di dalam maupun luar gedung peribadatan St. Theresia di komplek Lembah Karmel, di kampung Cikanyere, Desa Cikanyere, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Semua menantikan misa dimulai pada 09.30 pagi. Satu demi satu lagu pujian dan penyembahan dinaikkan di lokasi yang disebut sebagai salah satu tempat ziarah rohani terbesar di kawasan regional ini.

“Hari ini hari yang telah dijadikan Tuhan
Mari kita bersuka
Hari ini hari yang telah dijadikan Tuhan
Mari kita bersuka
dalam Tuhan…  bersuka…. dalam Tuhan…”

Begitu padatnya umat dalam gereja di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut itu, kami pun terpisah. Saya duduk bersama Einzel, sementara Kirana bersama Bunda Celi. Saat lagu-lagu itu dinyanyikan, saya berbisik pada Einzel, “Bayangkan suasana surga seperti ini. Cuma jumlah orangnya jauuuuuh lebih banyak. Kegiatannya terus memuji dan menyembah Tuhan. Nonstop.”

Umat depan Gereja St. Theresia Lembah Karmel. Merenung di kesunyian.
Umat depan Gereja St. Theresia Lembah Karmel. Merenung di kesunyian.

Untuk ukuran peribadatan Katolik umumnya, misa sekitar 3.5 jam terbilang panjang. Tapi, itulah yang dicari di sini. Selain pujian penyembahan, dengan lagu-lagu kontemporer, ada misa penyembuhan yang dipimpin Romo Yohanes Indrakusuma, O.Carm. dan tim. Para imam ini memiliki karunia khusus untuk mendoakan sakit-penyakit umat yang hadir. Dengan ‘bisikan’ Roh Kudus, satu per satu doa dipanjatkan terhadap gangguan kesehatan tertentu yang dialami umat. Dari yang paling berat, hingga penyakit ringan.

Romo dan tim pendoa berkata, “Ada di sini yang menderita gangguan ginjal … kanker… diabetes… penyakit mata.. rheumatik.. gangguan pada pikiran yang kacau..” dan lain-lain, hingga umat mendoakan masalahnya, dan bersyukur sudah terjadi kesembuhan. Tak hanya sakit fisik, tapi juga problema batin.

Belajar dari Elia

Misa penyembuhan di Lembah Karmel berlangsung dua kali sebulan, yakni pada Minggu kedua dan keempat. Untuk memudahkan perjalanan, kami sengaja berangkat dari Jakarta sehari sebelumnya dan bermalam di kawasan Cipanas, tak jauh dari Istana Kepresidenan.

Di bawah berkat Tuhan. Jauhkan kami dari yang jahat.
Di bawah berkat Tuhan. Jauhkan kami dari yang jahat.

Serikat Puteri Karmel dan Carmelitae Sancti Eliae (CSE) atau Para Karmelit dari Nabi Elia merupakan Ordo yang memiliki panggilan khusus untuk bertapa atau membiara. Dari awalnya tergabung dengan Ordo Karmel di Ngadireso, Tumpang, Malang, Romo Yohanes kemudian menjadi pendiri CSE yang berpusat di Cianjur.

Sesuai kisah di Kitab Raja-Raja, Elia melakukan ‘show’ menunjukkan kebesaran nama Tuhan di Gunung Karmel. Berdoa memohon hujan melawan 450 nabi Baal di hadapan rakyat Israel sebagai saksi pertarungan itu. Dan, Kitab Suci mencatat, Elia menunjukkan bahwa Tuhanlah sang pemenang. Menurunkan hujan dengan amat lebat setelah tiga tahun bangsa Israel kering-kerontang.

Dan di pertapaan Lembah Karmel nan sejuk di Puncak itulah, doa-doa kami didaraskan… 

Saat ku tak melihat jalanMu
Saat ku tak mengerti rencanaMu
Namun tetap ku pegang janjiMu
Pengharapanku hanya padaMu…

 Hatiku percaya, hatiku percaya
Hatiku percaya, s’lalu ku percaya…”

Leave a Reply

Your email address will not be published.