JAKARTA – Perwakilan keluarga korban Tragedi Trisakti Semanggi I, Semanggi II, dan Kerusuhan Mei 1998 bertemu dengan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki untuk mendorong penyelesaian persoalan pelanggaran Hak Asasi Manusia, 18 tahun silam.
“Kami berharap Tragedi 1998 diselesaikan secara yudisial sesuai komitmen untuk menghapus impunitas, sebagaimana tertuang dalam visi, misi, dan program aksi Jokowi-JK,” kata Maria Katarina Sumiarsih di Kantor Staf Presiden, Senin (15 Agustus 2016). Selain itu, mereka berharap Kejaksaan Agung dapat menjadi pintu masuk penyelesaian Tragedi 1998 dengan menindaklanjuti berkas penyelidikan Komnas HAM ke tingkat penyidikan.
Maria merupakan ibunda almarhum Benardinus Realino Norma Irawan (Wawan), mahasiswa Universitas Atma Jaya yang menjadi korban peristiwa Semanggi I, November tahun 1998. Hadir pula Paian Siahaan, ayahanda korban penghilangan paksa, Ucok Munandar Siahaan, seorang aktivis yang diculik karena menentang Orde Baru.
Mereka didampingi relawan kemanusiaan Sandyawan Sumardi dan pegiat HAM Usman Hamid. Turut menerima peserta ‘Forum Aksi Kamisan’ ini Deputi V Bidang Kajian Politik dan Pengelolaan Isu-isu Hukum, Pertahanan, Keamanan dan HAM Kantor Staf Presiden Jaleswari Pramodharwardani.
Keluarga korban Tragedi 1998 mengungkapkan, pernyataan Presiden Joko Widodo pada Peringatan Hari Hak Asasi Manusia se-Dunia, di Istana Negara, Jakarta, 11 Desember 2015 lalu, sangat meneguhkan harapan mereka. Saat itu, Presiden Jokowi meminta agar seluruh jajaran pemerintahan baik di pusat maupun di daerah mempercepat upaya penyelesaian permasalahan HAM secara baik. “Jalan keluarnya adalah kita semua harus punya keberanian, sekali lagi punya keberanian, untuk melakukan rekonsiliasi atau mencari terobosan penyelesaian melalui jalur-jalur yudisial maupun non yudisial,” kata Presiden.
Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menyatakan rasa empati dan simpati yang dalam kepada keluarga korban Tragedi 1998. “Kami akan mengajukan isu ini kepada Presiden, agar beban persoalan HAM tidak berlarut-larut,” kata Teten. Ia meminta keluarga korban tetap optimistis, sembari mencoba menyusun rekomendasi serta ‘peta jalan’ penyelesaian masalah ini.
seperti ditayangkan di http://ksp.go.id/keluarga-korban-berharap-penyelesaian-tragedi-1998/