Mencermati Twit ‘Ugal-Ugalan’ Sang POTUS

Donald Trump barangkali memang terlahir untuk menciptakan banyak kontroversi dalam hidupnya. Ia adalah sosok apa adanya. Apa yang keluar dari hati, itu juga yang keluar dari mulutnya, dan keluar pula dari jempolnya –termanifestasi melalui status dan posting dalam media sosialnya.

Bagi kalangan public relations, Trump adalah antitesa dari apa itu yang namanya ‘pencitraan’. Setelah resmi menjadi Presiden ke-45 dalam sejarah Amerika Serikat sejak 20 Januari 2017 lalu, Trump tak mengendorkan bagaimana ‘tongkrongan’-nya di depan publik. Dalam hal ini, yakni bagaimana ia bermedsos.

Sudah sejak lama, jauh sebelum maju sebagai capres AS, pengusaha properti yang berbasis di New York ini memiliki akun twitter @therealdonaldtrump. Bahkan, saat negara kemudian memberinya fasilitas akun resmi @POTUS (singkatan dari President of The United States), Trump tetap asyik mencuit lewat akun pribadinya. Adapun akun @POTUS dipakainya untuk meretweet kicauan dari akun @therealdonaldtrump. Natural, tak dibuat-buat, dan nyaris tanpa kesan menjaga image pemimpin negara adidaya.

Dua twit itu banyak mengambil momen peringatan hari bersejarah, ataupun hari keagamaan sebagai ide mencuit. 7 Desember misalnya, Trump mengenang peristiwa Pearl Harbor, saat pangkalan militer AS di Hawaii itu diluluhlantakkan Angkatan Laut Jepang pada 1941. Setidaknya lima twit dipostingnya mengenang peristiwa yang menjadi era dimulainya Perang Dunia II itu.

Kali lain, Trump dua kali mencuit memberi ucapan selamat bagi mereka yang merayakan ‘Hanukkah’, yang biasa disebut sebagai Festival Kenisah atau Festival Penahbisan, hari raya umat Yahudi untuk memperingati penyucian Bait Allah. Hanukkah biasa dirayakan dengan menyalakan delapan lilin selama delapan hari festival.

Tapi, tentu saja yang paling fenomenal dalam beberapa bulan terakhir adalah dua serangan twitnya.

Serangan pertama, terhadap CNN, sebuah jaringan media elektronik yang menjadi tonggak berdirinya stasiun televisi berita di muka bumi ini.

Bukan sekali dua kali memang Trump meledek CNN sebagai ‘fake news’. Itu dilakukannya saat belum menjabat sebagai Presiden. Tapi, tentu banyak orang geleng-geleng kepala saat awal Desember lalu –sudah hampir setahun jadi presiden- Trump mencuitkan rangkaian kalimat, “CNN’S slogan is CNN, THE MOST TRUSTED NAME IN NEWS. Everyone knows this is not true, that this could, in fact, be a fraud on the American Public. There are many outlets that are far more trusted than Fake News CNN. Their slogan should be CNN, THE LEAST TRUSTED NAME IN NEWS!”

Menjadi parah saat cuitan 7 Desember di akun pribadinya itu kemudian diretwit oleh akun @POTUS pada dua hari kemudian!

Akun Donald Trump rajin sekali berkicau. Nyaris tiada hari tanpa posting. Bisa tiga kali cuitan dalam 1 x 24 jam, yang –menilik tata bahasanya- tampaknya ponsel bermedsos itu dipegang Trump sendiri. Tanpa asisten pribadi, atau lebih jauh, diadmini oleh ahli pencitraan.

Serangan kedua, yang ini tak kalah fenomenal, saat Trump mengejek Presiden Korea Utara secara fisik, dengan sebutan ‘pendek dan gendut’. Pada 12 November 2017 lalu, Trump berkoar, setelah Korea Utara mencela kunjungannya ke Asia dengan sebutan ‘’kunjungan si penghasut perang’ dan i menyebut Trump sebagai ‘orang tua pikun’.

Trump tak mau kalah, dan membalasnya dengan berkicau bahwa Kim ‘pendek dan gendut’, dengan tambahan kalimat, “Ya sudahlah, saya berusaha keras berteman dengan dia -dan mungkin suatu hari itu terjadi!”

Dari perilaku Trump kita belajar, seorang pemimpin tanpa pencitraan. Di satu sisi, ini lesson learn baru bagi dunia publicist dan government public relations. Pasti ada ilmu dan teori baru keluar saat menghadapi klien besar yang ‘Sukardi’ alias ‘Sukar Diatur’.

Di sisi lain, Trump menunjukkan konsistensi dirinya. Apa yang diucapkan saat janji kampanye, dipenuhinya dengan caranya. Cara yang kadang menabrak etika dan sopan santun. Tapi, pada saatnya mempertanggungjawabkan semua, ia bisa tersenyum atas sikap konsistennya itu.

Seperti ditayangkan di http://tz.ucweb.com/12_31bvk

Leave a Reply

Your email address will not be published.