Liputan Winda Paramita dari turnamen sepak bola Piala AFF 2018 antara Indonesia vs Timor Leste sebagai tugas akhir mata kuliah Teknik Interview dan Reportase Universitas Multimedia Nusantara 2018/2019 menunjukkan ia punya bakat sebagai broadcaster. Harus terus diasah, dipoles dan banyak latihan di lapangan.
Menggunakan kamera Sony dilengkapi clip on untuk Live report dan alat bantu ponsel sebagai pencatat pointers -meski sempat mati- menjadikan Winda tampil maksimal dalam liputannya.
Apalagi, Winda dan kawan-kawan cukup persiapan. Mereka datang sebelum pukul 15, sementara gate stadion baru dibuka pada 17.30 untuk pertandingan yang kick-off pada 19.00 WIB.
Liputannya sudah cool, apalagi dilengkapi dengan video behind the scene. Untuk Teknik Interview dan Reportase kelas dasar, karyanya pun dilengkapi dengan bumper in dan out.
Pun demikian dengan CG dan footage insert. Kalau pun ada yang perlu dicatat sebagai masukan, sayang saat Winda wawancara dua scene SOT narasumber, tak memunculkan wajah Winda di frame.
“Konsep yang saya gunakan dan angle yang ingin saya capai adalah bagaimana antrian pengunjung menjelang dibukanya gate. Dalam video saya mencoba fokus kepada kondisi lapangan dan antrian agar angle tidak kemana-mana,” tuturnya.
Winda memaparkan, dalam eksekusinya, ia melakukan stand up 3 kali untuk mendapatkan asil yang baik.
“Sisa waktu sebelum saya live report, karena saya menunggu momen keramaian antrian di depan gate, saya gunakan untuk mencari narasumber bersama teman saya,” katanya.
Winda mengungkapkan, narasumber terkadang tidak mau di wawancara membuat kita harus memutar lagi dan mencari lagi.
“Tapi karena banyak orang di GBK membuat kami bisa mengganti narasumber jika jawaban mereka tidak memuaskan,” jelasnya.