Dengan berani Raymi Sunarli memilih alternatif lain, dengan seizin dosen pengajar, sebagai materi liputan tugas akhir mata kuliah Teknik Interview dan Reportase Universitas Multimedia Nusantara 2018/2019. Ia memilih ‘3rd Nusantara Aquatic’ alias pameran ikan di ICE BSD.
Beda dengan konser musik atau liputan bola, tantangan karyanya adalah menghadirkan crowd atau nuansa keramaian. Di sini Raymi sebenarnya bisa mengeksplorasi kelebihan eventnya, yakni ‘beauty shot’ dari ikan-ikan keren itu.
Catatannya, baiknya ia bisa memilih narasumber yang tepat. Bila mendapat narasumber yang kurang exciting atau tak terlalu suka ikan, baiknya di-take out aja, ganti dengan narasumber lain. Toh waktu berburu masih banyak.
Selain itu, bagaimana kalau mencoba mengeksplorasi kelucuan. Misalnya bertanya kepada pengunjung, “Sebutkan lima nama ikan…”
Paparan teknis
Raymi mengungkapkan, dalam peliputan acara pameran ikan terbesar di dunia yang digelar untuk ketiga kalinya di ICE BSD City, ia menggunakan kamera mirrorless sony a6000 dengan lensa kit, dengan di bantu teman saya sebagai campers.
“Tanpa tripod, tanpa stabilizer dengan settingan otomatis, jadi tidak perlu setting iso, aperture, dan shutter speed. Tapi hasil otomatis tersebut saya mendapatkan pencahayaan yang kurang maksimal, sehingga harus menambahkan contrass dan brightness pada adobe premiere,” ungkapnya.
Raymi memaparkan, pengalaman yang didapat yaitu belajar percaya diri, walau agak sedikit malu saat ingin mewawancarai narasumber.
“Namun mau tidak mau ya memang saya harus berani. Pada akhirnya saya merasa senang, dan ternyata mewawancarai orang itu bukan hal yang sulit,” jelasnya.