Ingin membawa Gorontalo ke dunia dan mendatangkan dunia ke Gorontalo. Itulah visi yang diusung Harvest Global Indonesia, produsen obat herbal ‘SoMan’ yang bersiap menembus ekspor ke lebih dari 50 negara bulan depan.
Sebagai jamu berbahan herbal yang berangkat dari pabrikan lokal, pencapaian SoMan terbilang langka karena bisa lolos standar Pasar China yang dikenal paling sulit ditembus industri jamu Indonesia. Salah satunya, dikarenakan regulasi ketat yang diterapkan negara itu.
Namun, berkat upaya dan dukungan yang dilakukan oleh Badan POM RI, usaha tersebut mulai membuahkan hasil. Baru-baru ini Presiden Direktur PT Harvest Gorontalo Indonesia, Riyanto, disaksikan Kepala Badan POM RI, Penny K Lukito menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dengan dua perusahaan internasional untuk memasarkan SoMan di China dan Hong Kong.
“Kami akan memfinalisasi MoU untuk memperkuat kolaborasi lebih lanjut, mendorong daya saing produk jamu atau obat tradisional Indonesia agar berkembang dan meningkatkan perdagangannya secara bilateral dengan China,” kata Penny Lukito.
Dukungan nyata yang diberikan Badan POM RI untuk terus meningkatkan pasar jamu ke mancanegara mendapat apresiasi dari pelaku bisnis jamu. Apalagi, penetrasi pasar dilakukan ke negeri China yang sangat terkenal dengan pengobatan TCM-nya. Hal ini merupakan sebuah terobosan dan membawa gairah baru untuk semakin intensif memasarkan jamu ke pasar global.
Harumkan Nama Gorontalo
SoMan –kependekan dari Sozo Formula Manggata- merupakan jamu tetes terbuat dari ramuan 39 bahan alam yakni, buah, sayur dan rempah-rempah, mengandung vitamin serta mineral yang tidak diproduksi oleh tubuh.
Jamu tetes produksi anak negeri ini diyakini mampu meningkatkan daya tahan tubuh serta membantu menangkal berbagai macam penyakit seperti degeneratif atau kronik. Cara kerja SoMan terbagi tiga tahap yaitu, membantu meregenerasi sel yang sakit, menyehatkan, dan menutrisi sel agar fungsi optimal.
Direktur PT Harvest Gorontalo Indonesia Mohamad Yamin Lahay menyatakan, salah satu tantangan besar SoMan yakni karena obat herbal belum menjadi pilihan untuk resep medis.
“Padahal, SoMan telah terdaftar resmi di BPOM dan bersertifikat halal dari MUI. Selain itu juga memenuhi Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) serta sertifikat ISO 22000:2018 tentang sistem manajemen keamanan pangan,” jelasnya.
Saat berkunjung ke pabrik SoMan di Gorontalo, terlihat produksi obat tetes herbal ini dilakukan dalam standar operasi yang terjaga. Baik kualitas 300 sumber daya manusia di sana, kebersihan, sterilisasi, hingga keamanan produk saat siap dikirim ke berbagai apotek seluruh Indonesia. Pabrik di kota berjuluk ‘Serambi Madinah’ ini memproduksi 6 ribu botol SoMan per jam atau sekitar 250 ribu botol per bulan.
Selain meningkatkan daya tahan tubuh, khasiat SoMan diyakini mampu menyembuhkan berbagai penyakit kronis, seperti luka diabetes, stroke, jantung koroner, masalah ginjal, paru, dan lain-lain.
“Dengan mutu dan khasiat SoMan yang telah terbukti, kami senang dapat membantu pemerintah sehingga banyak penyakit katastropik terobati, dan anggaran BPJS Kesehatan nantinya tak lagi defisit,” kata Riyanto.
(JJO, RHM)
https://jokowidodo.app/post/detail/kala-obat-herbal-lokal-tembus-pasar-global