Indonesia patut berbangga punya berbagai jenis pasukan elit dari berbagai matra. TNI AD punya Komando Pasukan Khusus alias Kopassus. ‘Korps Baret Merah’ ini didirikan oleh Letkol Slamet Riyadi pada masa awal kemerdekaan dengan tujuan untuk menciptakan satuan pemukul yang dapat digerakkan secara cepat dan tepat.
Kopassus punya pasukan kecil yang lebih elit, yakni Sat 81/Gultor, akronim dari Satuan Penanggulangan Terorisme. Satuan ini berdiri sejak 1982 dengan komandan pertama Mayor. Inf. Luhut Binsar Pandjaitan.
Sesuai namanya, satuan ini memiliki tugas utama untuk menanggulangi kegiatan terorisme yang mengancam negara. Motto dari satuan ini adalah “tidak diketahui, tidak terdengar, dan tidak terlihat”.
Di matra bahari, TNI Angkatan Laut punya tiga tim elit. Yang pertama, Komando Pasukan Katak (Kopaska) yang prajuritnya bertugas melakukan sabotase, operasi khusus, underwater demolition, dan special boat units. Konon, perbandingan kekuatan satu orang pasukan Kopaska sama dengan 24 pasukan reguler.
Selain Kopaska, TNI AL punya Batalyon Peingintaian dan Amfibi (Yontaifib) sebagai tim elitnya Korps Marinir. Selain itu, ada Detesemen Jala Mengkara atau Denjaka, yakni pasukan gabungan dari Kopaska dan Yontaifib Marinir AL. Denjaka memiliki tugas utama melakukan pengamanan dan penyergapan di laut.
Sementara itu, TNI Angkatan Udara punya Paskhas alias Pasukan Khas, sebagai pasukan khusus spesialis serangan udara. Tugasnya melaksanakan operasi perebutan pengendalian pangkalan udara, operasi pertahanan udara, operasi pengamanan alusista strategis, operasi khusus penanggulangan bajak udara serta operasi tempur lainnya.
Di luar TNI, Polisi punya Detasemen Khusus 88 beranggotakan 400 personel terdiri dari ahli investigasi, penjinak bom, dan unit pemukul yang di dalamnya terdapat ahli penembak jitu.
Itulah para pasukan terbaik kita, yang kemampuannya tak kalah jika disetarakan dengan pasukan khusus negara lain macam The United States Navy Sea, Air and Land alias SEAL-nya Amerika Serikat, Alpha Groupnya Rusia, Sayeret Matkal punya Israel, British Special Air Service atau SAS-nya Inggris maupun Special Air Service Regiment-nya Australia.
Tapi, di luar pasukan elit di bidang pertahanan, kita pun beruntung ada Tim Reaksi Cepat milik PLN. ‘Kopassus’-nya Pabrik Setrum ini terlatih berjuang di kawasan bencana seperti Gempa Pidie Aceh, Gempa Palu, Banjir Jakarta, dan tak terkecuali di bencana nasional Pandemi Covid-19 ini.
Tujuannya satu: memastikan pelayanan listrik terbaik bagi pelanggan.
“Kami buat pengamanan berlapis, ketersediaan petugas di titik-titik operasi kritikal, dan pengawasan maksimal kepada menjaga pasokan listrik. Meskipun kami juga sadar bahwa ada risiko besar petugas dan pegawai kami di lapangan menghadapi virus yang penyebarannya sangat luar biasa. Kami ambil risiko itu,” demikian pernyataan Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini.
Jadi, jika saat ini Anda asyik melaksanakan rapat telekonferensi video, nonton film Hollywood secara maraton melalui saluran on-demand tv berbayar, atau menyaksikan anak-anak bermain youtube serta game-game online nyaris tanpa henti, jangan pernah lupa peran mereka.
Ada perjuangan keras para pasukan khusus PLN untuk memastikan semuanya aman. Ada jibaku bertaruh nyawa dari pekerja-pekerja tanpa kenal takut. Semua demi kenikmatan tanpa ‘black-out’ di masa diam di rumah saat pandemi.
Jadi, nikmat Tuhan yang manakah yang kita dustakan, para pelanggan listrik Indonesia…