Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh!

Inilah tema Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Republik Indonesia, 17 Agustus 2021: ‘Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh!’ Sebuah semangat yang optimistis sekaligus realistis.

Bandingkan dengan tema-tema HUT RI sebelumnya.

HUT ke-70 RI: Ayo Kerja

HUT ke-71 RI: Indonesia Kerja Nyata

HUT ke-72 RI: Indonesia Kerja Bersama

HUT ke-73 RI: Kerja Kita, Prestasi Bangsa

HUT ke-74 RI: SDM Unggul, Indonesia Maju

HUT ke-75 RI: Indonesia Maju, Bangga Buatan Indonesia

Penggunaan kata ‘tangguh’ sudah dibiasakan dalam berbagai diskursus Indonesia menghadapi bencana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluarkan buku saku berjudul ‘Tanggap Tangkas Tangguh Mengadapi Bencana’.

Pun demikian di media sosial, badan yang dibentuk berdasarkan UU No 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana dan kini dipimpin Letjen TNI Ganip Warsito itu menyapa audiens dengan panggilan #SahabatTangguh.

Kita akan melewati pandemi ini sebagai pemenang. Saat tulisan ini dibuat pada awal Juli di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, jumlah angka terkonfirmasi positif kasus Covid-19 terus meningkat. Dari sempat di angka 4 ribuan, 8 ribuan, melewati 10 ribu, hingga kemudian menyentuh 27.913 (3 Juli 2021, PPKM Darurat Hari Pertama), 29.745 (5 Juli 2021), 31.189 (6 Juli 2021), 34.379 (7 Juli 2021), 38.391 (8 Juli 2021) lalu 35.094 (10 Juli 2021).

Angka kesembuhan per hari juga naik. Walau, angka meninggal terus menembus rekor. Dari 504 orang meninggal pada 1 Juli 2021, 555 orang pada 4 Juli 2021, 728 orang pada 6 Juli 2021, menyentuh 1.040 pada 7 Juli 2021, dan di angka 800-an orang meninggal dunia masing-masing pada 8-10 Juli 2021.

Di seluruh dunia, Indonesia pernah ada di nomor satu penambahan konfirmasi kasus positif harian pada 7 Juli 2021, sementara secara akumulatif, negara kita ada di peringkat 15-16 an kasus Covid-19 di bumi ini. Lima besarnya: Amerika Serikat, India, Brasil, Prancis, dan Rusia. Sampai tulisan ini diketik, se-dunia sudah lebih dari 186 juta kasus terpapar, 4 juta orang lebih meninggal dunia dan 171 juta orang lebih sembuh dari Covid-19.

Dari statistik itu, Indonesia memiliki angka terpapar lebih dari 2,5 juta, meninggal dunia lebih dari 65 ribu orang dan 2 juta orang lebih sembuh dari virus asal Wuhan ini. Begitu meledaknya korban, jurnalis senior yang mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan mengubah ucapan ‘Semoga Cepat Sembuh’ menjadi ‘Semoga Sempat Sembuh’.

Pada masa-masa seperti inilah, kita merasakan semangat ‘tangguh’ dan ‘gotong royong’ itu muncul. Semangat genuine khas Indonesia.

Pemerintah sudah bekerja keras, segiat-giatnya. Melakukan apapun dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), PSBB Ketat, PPKM Mikro Berbasis Komunitas, Tarik Rem Darurat, sampai PPKM Darurat.

Dari membangun RS Covid di Pulau Galang, mengubah Lapangan Simprug jadi RS Pertamina Extension Covid-19, juga alih fungsi bangunan lain jadi rumah sakit: Wisma Atlet, Lapangan Tembak, Stadion Sepak Bola, Rumah Susun sampai Asrama Haji. Vaksinasi pun dikebut, dengan cek langsung oleh Presiden Jokowi yang inginkan target suntikan imun jadi 2 juta per hari pada Agustus 2021.

Di sisi masyarakat, semangat saling bantu muncul melalui gerakan ‘Warga Bantu Warga’, ‘Lapor Covid’, ‘Gerakan Tabung Oksigen Gratis’, ‘Gerakan Indonesia Kita (GITA) dan lain-lain, termasuk yang berseliweran di percakapan pintar telepon genggam kita mencari dan menawarkan obat, informasi vaksin, hingga donor plasma konvalesen.

Pemulihan Covid-19 masih akan sangat panjang, baik secara kesehatan maupun ekonomi. Di sinilah hikmat Tuhan memberi kita kecerdasan: tetap tenang, berpikir positif, optimistis, dan tidak malah menyebarkan narasi teks hoaks maupun video tak jelas yang meruntuhkan imunitas.

Tulisan ini dibuat saat saya sedang menjalani isolasi mandiri setelah dinyatakan positif melalui tes usap Swab Antigen dan hasil Polymerase Chain Reaction (PCR) di sebuah klinik.

Kaget sih, tahun 2020 lalu saya menjalani 17 kali tes antibodi, antigen hingga PCR dan semua negatif. Begitu pula 2021, sudah 11 kali tes, aman terus. Vaksinasi pun sudah dua kali tuntas pada Maret lalu di Kantor Kemenko Perekonomian. Bermasker juga disiplin, bepergian ke luar juga sangat terbatas di era Work From Home (WFH) ini. Tapi, pada saat varian baru menyebar, bukan hal bijak mencari-cari di mana saya tertular.

Hikmahnya adalah: jangan menyangkal, terus beriman, dan kuatkan imunitas, termasuk jalankan semua saran dokter.

Beberapa poin menjadi kekuatan di masa seperti ini.

1. Percaya pada Tuhan Yesus, Sang Penyembuh Sejati

Jika Ia izinkan, sang ‘Jehovah Rapha’, Allah Maha Penyembuh, akan memulihkan. Imani umur panjang, segera sehat dan jadi berkat kembali.

Mazmur 91:5-6 menuliskan

“Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam,

terhadap panah yang terbang di waktu siang,

terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap,

terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang…”

2. Dukungan Keluarga

Pada kondisi seperti ini, dukungan keluarga sangat berarti. Topangan isteri dan anak pada masa isolasi mandiri, dengan gejala ringan tak perlu ke rumah sakit yang sudah overload, menyuntikkan imun secara istimewa

3. Banyak Orang Baik di sekitar Kita

Ada saja orang baik di sekitar saat tahu kita sedang dalam ujian. Selain doa, kiriman obat-obatan yang langka di pasaran, menunjukkan atensi nan luar biasa. Semangatnya: Kamu Tidak Pernah Berjalan Sendiri, You’ll Never Walk Alone!

Presiden Joko Widodo pun terus memberi teladan lewat cuitan-cuitannya. Bekerja keras, turun ke lapangan, meski ada saja yang selalu menyalahkan apapun yang dilakukannya.

Pada 5 Juli, Presiden Jokowi nge-twit,

“Tak ada tempat yang lebih baik saat ini selain di rumah saja dan menjauhi kerumunan. Selain melindungi keluarga dan lingkungan, juga membantu para tenaga kesehatan yang tengah berjuang menangani pasien Covid-19. Dengan persatuan, kita akan melalui masa sulit ini bersama-sama.”

Lanjut pada 6 Juli,

“Pemerintah menyiapkan Asrama Haji Pondok Gede (900 tempat tidur, 50 ICU, 40 HCU), Rusun Nagrak (2.273 tempat tidur), dan Rusun Pasar Rumput (3.986 tempat tidur) sebagai tempat tambahan isolasi bagi mereka yang positif di Jakarta dan sekitarnya. Tetap patuhi protokol kesehatan.”

Dan, twit 9 Juli 2021 menguatkan para petugas medis di garis depan,

Terima kasih kepada para tenaga kesehatan dan relawan yang saat ini – – tak mengenal pagi, siang, atau malam – – berjuang dan bekerja keras menangani pandemi Covid-19. Kita bantu mereka dengan tetap mengenakan masker, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan.

Bukan saatnya kita mencaci, menyalahkan atau mengungkit kebijakan di masa lalu. Bangsa yang besar adalah bangsa yang bersatu.

Kita akan kuat, tangguh dan tumbuh, sesuai tagline peringatan Proklamasi Kemerdekaan kita tahun ini: ‘Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh!’

Sebagaimana Indonesia pernah lewati masa kelam dalam penjajahan, kemudian merebut dan mempertahankannya. Ibu Pertiwi pernah mengalami situasi sulit dalam ekonomi dan politik di 1960-an, krisis ekonomi diikuti kerusuhan massal berujung Reformasi 1998, dan krisis global 2008.
Doa bersama pun diserukan melalui Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Sabtu, 10 Juli 2021, pukul 10.07 WIB, mendoakan hal terbaik bagi masyarakat yang wafat karena pandemi Covid-19. Tak lupa, doa serentak ini menaikkan penghormatan teramat khusus bagi dokter, tenaga kesehatan, dan relawan yang berjibaku sampai akhir hidupnya.

Esoknya, Minggu, 11 Juli 2021, pukul 14.00 WIB, Kementerian Agama kembali menggelar acara serupa. Bertajuk #PrayForHome, kali ini menghadirkan Presiden Jokowi dan Wapres Maruf Amin melalui link Youtube Kementerian Agama Pusat.

Belum lagi banyak acara-acara doa lain: Menara Doa Kota, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), maupun wilayah-wilayah lingkungan gereja. Semakin banyak yang bertekun dalam doa tentu semakin baik. Agar cawan ini, pedang ini, lekas berlalu dari muka bumi dan lebih banyak yang diselamatkan. Iman, Imun, Aman, Amin.

Kyrie, Eléison, Tuhan kasihanilah kami, Lord, have mercy…

Kiranya Tuhan tolong, dengar seruan umatnya yang berdoa.  Sebagaimana II Tawarikh 7:14 menegaskan itu,

“Dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.”

Kita akan menang. Jadi bangsa yang tangguh dan tumbuh. Indonesia Maju, Indonesia Jaya! 

Agustinus ‘Jojo’ Raharjo, jurnalis senior dan praktisi public relations

(Dimuat di Majalah Gaharu, edisi Juli 2021)

Leave a Reply

Your email address will not be published.