Pagi di Lok Baintan

Sebuah kenangan indah kala meninggalkan Kalimantan Selatan.

Ini memang bukan kali pertama ke Banjarmasin. Tapi, Rabu, 26 Oktober 2022, sesaat sebelum meninggalkan Kalimantan Selatan terbang menuju Surabaya, tak terencana berkunjung ke Pasar Terapung.

Sebenarnya tak ada rencana ke mari. Karena yang saya dengar, Pasar Terapung di Banjarmasin hanya buka saat akhir pekan. Tapi, saat itu, rekan-rekan mengajak ‘jalan’ ke pasar kabupaten sebelah. ‘Jalan’ itu maksudnya memakai perahu klotok.

Dari Hotel Galaxy, dulu dikenal sebagai Hotel Golden Tulip, kami bermobil menuju Dermaga Siring. “Ke Siringnya cuma 30 menit, tapi nanti pakai perahunya bisa sekitar sejam,” kata Erwin, driver sewaan kami.

Sampai di Siring, berdempetan juga dengan Menara Pandang Banjarmasin, salah satu lokasi wisata utama untuk melihat kota ketinggian, kami bergegas memilih klotok. Tarif menuju Pasar Terapung Lok Baintan, seharga Rp 450 ribu. Apakah perahu itu mau diisi 2 orang atau 15 orang maksimal, ya segitu tarifnya. Maka, berlayarlah kami dengan klotok menyusuri Sungai Martapura, anak Sungai Barito, menuju Lok Baintan di Kabupaten Banjar.

Dasar masih ngantuk, berangkat sekitar jam 5 dari hotel, saya memilih rebahan di perahu kayu bermesin itu. Tertidur juga di atas sungai.

Dan… tiba-tiba, saya terbangun, digoyang-goyang. Seorang pedagang Jeruk Banjar, segede Jeruk Bali, menawarkan tester alias secuil jeruk buat dicoba. Belum lengkap kesadaran saya, sudah ada ibu-ibu menyerbu. Semua dengan sampan masing-masing. Ada yang menawarkan rempeyek. Ada berjualan ikan kering. Ada juga aneka buah. Ada yang sopan. Ada yang memelas. Termasuk yang menawarkan jasa bikin teh atau kopi.

Itulah ‘Floating Market Experience’. Lalu, saya melompat ke sampan Bu Lia. Warga lokal. Ia meminjami topi caping. Meminta saya memegang dayung, lalu ia pun berpantun. Pantun itu disambung kawan-kawannya yang lain. Hahahaha.. tidak ngantuk saja saya butuh waktu untuk membalas pantun, apalagi dalam suasana bengong kayak gitu.

“Kami ini bekerja keras. Suami-suami kami ke kebun. Kamilah yang tiap pagi jualan pakai perahu,” kata Lia, ibu empat anak.

Terima kasih Kalimantan Selatan, untuk Pasar Terapung Lok Baintan nan menawan…

Leave a Reply

Your email address will not be published.