Perjalanan kembali ke Jakarta, mampir lagi di Gua Maria Kerep, Ambarawa.
Persekutuan Gereja Indonesia mengambil Tema Natal 2022 cukup unik, yakni ‘Pulanglah Mereka ke Negerinya Melalui Jalan Lain’. Tema ini diangkat dari bacaan Alkitab yang terdapat dalam Matius 2: 1-12 yang menceritakan kisah orang Majus saat bertemu Bayi Yesus, dalam ancaman kemarahan penguasa yang takut tersaingi popularitasnya.
Bisa jadi karena topik itu, kami pulang dari liburan singkat Natal ke Yogya melalui jalan lain. Berangkat lewat tol panjang Trans Jawa dari GT Ciledug keluar di Solo, lanjut ke Yogya lewat Klaten. Pulangnya, kami putuskan lewat Magelang, lalu masuk tol Bawen, bablas hingga Pintu Tol Joglo, Jakarta Barat.
Di Kabupaten Semarang, kami kembali mampir ke Gua Maria, Kerep, Ambarawa. Entah untuk kali keberapa. Beberapa kali libur Natal atau Lebaran, mampir ke mari. Seolah jadi saksi pertumbuhan anak-anak. Sebagaimana kami juga saksi perkembangan lokasi ziarah spiritual ini. Dari taman doai nan luas, hingga kini ada Patung Bunda Maria Assumpta yang mendapatkan penghargaan sebagai patung Bunda Maria tertinggi di dunia oleh Lembaga Prestasi Indonesia – Dunia (LEPRID) dengan total ketinggian 42 meter.
Bangunan patung sendiri berdiri setinggi 23 meter dan ketinggian penopangnya 19 meter. karya tiga orang seniman asli Ambarawa. “Ada RBA. Koentjoro BP, RA. Nugroho Adi P dan RA. Hartanto Agung Y. Mulai dibangun Januari 2015 dan Agustus 2015 diresmikan oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. Johannes Pujasumarta,” jelas Staf Kesekretariatan Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA), Septiarso.
Selain belanja kalung tali rosario yang per kemarin menghiasi leher saya, kami mampir di Pecel Mbok Kami. Sangat legendaris, lokasinya di ujung jalan masuk arah gua. Berhadapan dengan Terminal Ambarawa.
“Umur saya 67 tahun. Sudah lebih 50 tahun berjualan di sini. Awalnya ikut ibu saya,” kata Mbok Katmi, sambil sibuk melayani pembeli yang pesan pecel, sate keong, dadih ayam, mie goreng, dan lain-lain. Seorang pengamen kemudian nimbrung, membawakan lagu, “Dalam Yesus Kita Bersaudara…”
Hanafi, seorang peziarah asal Grogol, Jakarta Barat, mengaku menikmati pecel khas Mbok Kami. “Rasanya ngangeni,” ungkap pria yang dalam perjalanan libur kali ini total berziarah ke sembilan lokasi gua Maria dan tempat doa. Dari Weleri, Kendal, Sendangsono, sampai Gua Maria Kerep, Ambarawa.
Perjalanan pulang selalu berkesan karena ada warna lain, singgah hampir sejam di lokasi doa. Dari situ kita pun belajar keteladanan RA Maria Soelastri Soejadi Sasraningrat , pendiri Wanita Katolik Indonesia, yang makam keluarganya secara spesial ditempatkan di GMKA, serta kegigihan Mbok Kami, yang kini jadi salah satu ikon kuliner Ambarawa.
“Saya hanya lulusan Sekolah Rakyat, tidak punya anak kandung, tapi ada sepuluh anak asuh. Mereka sudah ‘jadi’ semua,” katanya.