Tenis meja adalah persoalan melatih akurasi, presisi dan ketepatan berpikir.
Terpikir seorang kawan baik. Dalam ceritanya di tahun 1990-an. Suatu saat ia akan menghadapi sidang ujian skripsi keesokan harinya. Pada sore menjelang ujian, menceritakan rencana sidang kepada kakak ipar, praktisi HRD lulusan psikolog Universitas Airlangga.
Oleh sang kakak, kawan saya ini bukannya dilatih simulasi menjawab pertanyaan sesuai bidang yang diujikan. Namun, sang kakak mengajaknya bermain tenis meja. Dalam pertandingan yang sangat menguras keringat, kawan saya belajar makna ajakan itu: presisi, berpikir lebih akurat, apalagi saat esoknya “berping-pong” kata-kata dengan dosen penguji.
Maka, ketika kemarin kembali mengikuti lomba tenis meja dalam peringatan 17 Agustus di kantor, prinsip itu yang saya terapkan. Yang penting berlatih akurasi, bukan soal smash atau perolehan angka. Akurasi saat mengembalikan bola, melakukan servis, dan memastikan bola lawan masuk atau out.
Tenang, presisi, akurat, agar hidupmu tidak terping-pong…