Setidaknya tiga peristiwa terjadi di Danau Galilea bisa kita ambil ‘moral lessons’-nya. Satu danau dengan empat nama. Disebut Danau Tiberias karena berada di Kota Tiberias. Dikenal sebagai Danau Galilea, sebab letaknya di Provinsi Galilea. Dinamai Danau Genesaret karena ada di tepi Lembah Genesaret. Dan juga disebut Danau Kinneret, karena bentuknya seperti alat musik harpa. Kinneret dalam bahasa Ibrani berarti harpa.
Peristiwa pertama, saat murid-murid Yesus bingung kala kapal mereka diterpa badai. Mereka tak cukup iman menghadapinya, dan ‘terpaksa’ membangunkan Sang Bos yang lagi beristirahat di buritan. Ia pun bangun, menghardik angin itu. Persoalan selesai. “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”
Kedua, saat Petrus berjalan di atas air, ingin mengikuti gaya panutannya menguasai alam semesta. Peter sukses, tapi mulai tenggelam, karena gentar dengan tiupan angin dan melihat ke bawah. “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?”
Peristiwa ketiga terjadi dua kali. Yesus meminta Pete and friends menebar jala meski sebelumnya mereka gatot. Gagal total semalaman. “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan. Go out into deep water.” Hasilnya, mereka menangkap sejumlah besar ikan sehingga jala mereka mulai koyak dan dua perahu hampir tenggelam.
Berselang tiga tahun, Petrus dkk kembali suntuk karena semalaman menebar jaring tak dapat apa-apa. Yesus datang, memberi perintah, “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Tertangkaplah 153 ekor ikan besar, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.
Semua kisah di Danau Galilea punya pesan serupa: jangan lihat masalahmu, lihatlah Allahmu.
“Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?”