Bandara Kertajati: Bangkit atau Mati Selamanya

Pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Perhubungan, tak bisa berjalan sendirian dalam rencana menghidupkan kembali penerbangan di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati pada 29 Oktober 2023. Kebijakan ini menuntut peran pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi Jawa Barat, dan juga pemerintah kota serta kabupaten di sekitar BIJB Kertajati.

Secara teknis, BIJB Kertajati yang memiliki luas 1.800 hektar dan menjadi bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta (CGK) ini tidak ada masalah dan sudah sangat mumpuni. Tetapi, BIJB Kertajati belum teruji dari aspek bisnis, karena itu ekosistem di sekitarnya harus dihidupkan.

Setelah Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) diresmikan Presiden Jokowi pada 11 Juli 2023, harapan membuncah agar masyarakat berbondong-bondong memilih terbang dari BIJB Kertajati daripada Bandara Husen Sastranegara, Bandung. Namun, kenyataannya tak seindah yang diharapkan. Kita belum melihat pemerintah daerah memberi fasilitas kepada masyarakat sehingga bandara ini bisa ramai dan menggulirkan ekonomi kawasan sekitar BIJB Kertajati. Padahal, jika sebuah bandara mampu menggerakkan sekitar 1-2 juta penumpang untuk naik dan turun dari penerbangan di situ, setidaknya bisa menumbuhkan sekitar 1-2 ribu lapangan kerja baru di kawasan sekitar bandara. Mulai dari pedagang makanan, souvenir, hingga jasa transportasi.

Sesuai namanya, BIJB Kertajati adalah bandara milik warga Jawa Barat, provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, sekitar 49,4 juta orang. Namun, saat ini terlihat kurangnya promosi pariwisata di Majalengka dan kabupaten/kota lain di sekitar BIJB Kertajati. Padahal, seharusnya mereka yang datang ke BIJB Kertajati sebagai pengantar dan penjemput penumpang bisa tertarik singgah ke destinasi wisata lain selain tujuan terbang melalui BIJB Kertajati. Majalengka kita kenal dengan Terasering Panyaweuyan yang begitu indah, juga Situ Sangiang, Air Terjun Cipeureus, Curug Muara Jaya, Perkebunan Teh Cipasung, Wisata Agro Batu Luhur, Bukit Alam Hejo, Telaga Herang, Goa Lalay, dan lain-lain.

Di sisi budaya, ada Festival Rampak Genteng, sebuah agenda tahunan dengan ribuan orang bersama-sama menabuh genteng, terkait dengan kebanggaan daerah yang sebagian besar warga Majalengka bekerja sebagai pembuat genteng. Selain itu, juga ada Jatiwangi Art Factory sebagai pusat industri kreatif di kabupaten berpenduduk 1,2 juta orang ini.

Saya beruntung bisa mengikuti perjalanan meninjau langsung BIJB Kertajati dari kota Bandung, baru-baru ini. Menggunakan bus premium dari Pool Damri Kebon Kawung bersama Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin dan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Maria Kristi Endah Murni, kami menghitung perjalanan dari Kota Bandung menuju BIJB Kertajati lewat Tol Cisumdawu memerlukan waktu 1 jam 30 menit. Ini perjalanan normal, tanpa menggunakan pengawalan voorijder pejabat level kepala daerah.

Dalam pertemuan terbatas di BIJB Kertajati, Pj Gubernur Jabar menyatakan dukungan sepenuhnya atas rencana peralihan  pengoperasian penerbangan dari Bandar Udara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati pada 29 Oktober 2023 nanti. Bahkan, Bey Machmudin menyatakan akan mempercantik BIJB Kertajati dengan mal dan kerajinan khas Jawa Barat. Pemerintah provinsi Jawa Barat juga ajan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang berada di sekitar BIJB Kertajati untuk ikut menyemarakkan bandara yang diresmikan Presiden Jokowi pada 24 Mei 2018 ini. Kalau dulu belum ada Tol Cisumdawu, warga Bandung enggan terbang dari BIJB Kertajati, harapannya kini tak ada lagi alasan jauh. Logisnya, kalau pengguna jasa dari Bandung perlu waktu keberangkatan lima jam sebelum terbang dari CGK dengan tarif bus Damri Rp 180 ribu, kini waktu perjalanan lebih pendek dua jam, dengan biaya transportasi bisa ditekan hingga separuhnya.

Rencana pemerintah provinsi serta pemerintah kabupaten dan kota di sekitar BIJB Kertajati untuk menerbitkan surat imbauan agar Aparatur Sipil Negara (ASN) melakukan perjalanan dinas dari BIJB Kertajati sungguh patut diapresiasi. Selain itu, Bey mengusulkan agar tim Liga 1 Persib Bandung jika terbang melakukan pertandingan away tak perlu dari CGK, tapi cukup dari BIJB Kertajati. Bey pun akan meminta para pemain tenar Persib mempromosikan BIJB Kertajati dalam akun media sosialnya. Demikian pula pada pelaksanaan Piala Dunia U17 10 November-2 Desember 2023 mendatang, dengan 8 negara akan bertanding di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung. Pj Gubernur Jawa Barat berencana berkoordinasi dengan PSSI agar sebagian tim itu bisa langsung mendarat di BIJB Kertajati.

Tekad pemerintah pusat pun disampaikan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Udara pada pertemuan yang dihadiri para bupati di kawasan Ciayu Majakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) ditambah Subang dan Sumedang. Maria Kristi menekankan, bandara ibarat pintu gerbang. Pemerintah pusat sudah menyiapkan penerbangan, maskapai, dan izin penerbangannya, tinggal kontribusi serta sinergi dari pemerintah daerah untuk menyukseskan misi kebangkitan BIJB Kertajati.

Saat itu, Maria Kristi menjelaskan, guna menunjang ketersediaan penumpang (demand),  dukungan pemerintah provinsi dan pemerintah daerah sangat diperlukan dalam memberikan informasi yang massif kepada masyarakat. Begitupun dengan ketersediaan antar moda untuk akses dari dan ke BIJB Kertajati, sehingga siap melayani konektivitas transportasi udara untuk masyarakat Ciayu Majakuning dan sekitarnya, termasuk warga Kota Bandung pascapengalihan penerbangan dari Bandara Husen Sastranegara. Ujungnya, jika proses peralihan operasional penerbangan yang sudah menjadi mandat dari Presiden Jokowi ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar, dengan sendirinya akan mendukung perekonomian dan pariwisata daerah sekitar BIJB Kertajati.

Direncanakan, BIJB Kertajati melayani 10 penerbangan di 7 rute domestik, yakni tujuan Batam, Balikpapan, Palembang, Makassar, Kualanamu, Banjarmasin, dan Bali. Selain itu, ada penerbangan internasional tujuan Kuala Lumpur yang dilayani dua maskapai penerbangan. Belum lagi nanti terkait rencana penerbangan umrah dari BIJB Kertajati. Untuk itu, sinergi dengan Penyelenggaran Perjananan Ibadah Umrah (PPIU), Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita), dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) harus terus dikuatkan.

Singkatnya, dengan memperhatikan potensi daya tarik kawasan sekitarnya yang begitu luar biasa, rencana menghidupkan kembali BIJB Kertajati tak boleh gagal. Ibaratnya, kita sedang menyiapkan “kehidupan ketiga” bagi BIJB Kertajati. Dimulai 2018 usai peresmian bandara oleh Presiden Jokowi, lalu pada 2019 dengan kebijakan bus gratis Damri dari dan menuju BIJB Kertajati. Kini, pascapandemi serta selesainya Tol Cisumdawu, dalam upaya ketiga meramaikan penerbangan di BIJB Kertajati hanya ada dua pilihan tegas: bangkit atau mati selamanya.

Yang kita “serang” saat ini adalah isi kepala, pola pikir alias mindset warga Jawa Barat. Alih-alih terbang dari CGK yang jauh, mengapa tidak memanfaatkan BIJB Kertajati sebagai bandara kebanggaan provinsi Jawa Barat? Di sinilah, peran pemerintah pusat dan daerah dalam melibatkan masyarakat menjadi langkah yang sangat penting. Sedikit terlambat memang, tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Majulah BIJB Kertajati, bangkitlah menjadi bandara besar dan memberi manfaat nyata, menggerakkan perekonomian serta menaikkan kesejahteraan warga Jawa Barat.

Tayang di https://www.kompas.id/baca/opini/2023/10/22/bandara-kertajati-bangkit-atau-mati-selamanya

Leave a Reply

Your email address will not be published.