Selipan Tragedi 1965 dalam Episode Merah

‘Gadis Kretek’ episode tiga. Merah. Setting Tragedi 1965 begitu kuat di sini.

“Saya tahu kamu ingin membuktikan sesuatu pada dunia.

Dan saya ingin menjadi bagian itu…”

“Ini kretek kita, Mas.

Kalau nanti kita tunjukkan kepada Bapak,

Saya juga mau berterusterang tentang hubungan kita.”

Itu kalimat ikrar Soeraja pada Dasiyah. Ia melihat Dasiyah mampu, punya potensi di dunia peracikan saus tembakau. Bukan semata karena anak juragan rokok Idroes Moenir.

Sungguh episode tiga amatlah campur aduk. Bermula dari persetubuhan Soeraja di kamar Dasiyah. Setelah melewati kisah dunia pertembakauan, bagaimana Jeng Yah meracik tembakau beraroma rempah berbahan pala, muncul adegan pesta tahun baru. Suasana old and new era 1960-an, dengan pesta kembang api.

Saat itulah, cerita muncul. Jeng Yah menolak hadiah Seno, cowok yang dijodohkan padanya. Lalu, Raja muncul. Berterusterang akan kondisi hatinya. Lalu ia diusir.

Saat itulah, Raja datang ke kelompok yang selalu mau menerima dirinya. Kelompok yang dari dulu meminangnya masuk partai. Partai yang memproduksi rokok “Merah”. Hingga suatu saat, Raja bisa diterima kembali di keluarga Idroes, melanjutkan rencana pernikahan.

Saat itulah, cerita muncul. Pemberontakan G 30 S/PKI terjadi di Jakarta. Maka, mereka yang diduga berafiliasi dan terkait dengan PKI, partai merah itu, dibersihkan. Termasuk Idroes, yang kedapatan menyimpan kretek “Merah”. Idroes dihabisi di depan keluarganya. Raja melihat kejadian itu dan melarikan diri.

Ini memang bukan film pertama dengan setting Tragedi 1965. Bahkan di Ada Apa dengan Cinta 1 pun ada adegan rumah Rangga dan orangtuanya dilempar molotov, karena ayah Rangga dianggap terkait gerakan terlarang 1965. Dari teror itulah, Rangga dan sang ayah pindah ke New York. Dan lahirlah adegan ciuman fenomenal Dian Sastro-Nicholas Saputra di gerbang Terminal Internasional Bandara Soekarno-Hatta.

Tragedi 1965 memang bisa terus digali. Dari banyak angle. Baik itu novel, film, maupun movie series Netflix pertama di Indonesia: ‘Gadis Kretek’. Inilah cara baru mengajar anak muda pada sejarah. Bukan lewat film propaganda yang ditayangkan tiap 30 September malam.

Leave a Reply

Your email address will not be published.