Saya mengenal Isyak Meirobie di Kantor Staf Presiden. Saat itu, jabatannya masih Wakil Bupati Belitung, beraudiensi dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Beberapa bulan kemudian, saya sekeluarga datang ke Belitung, dan dijamu di rumah makan miliknya. Kedai itu bernama ‘Timpo Duluk’ artinya ‘Tempo Doeloe’. Sesuai namanya, tempat makan ini sengaja dikemas ke masa lalu, dengan piranti-piranti yang membawa waktu seperti berputar kembali. Ada radio kuno, foto-foto, topi caping maupun benda-benda unik lagi. Termasuk bangunan tuanya pun, ‘diselamatkan’ Isyak dari kepunahan.
Hari ini, bertemu sosok inspiratif ini di Universitas Tarumanagara Jakarta, kala kampus itu mencetak sejarah dengan lulusnya Isyak Meirobie sebagai doktor Ilmu Manajemen pertama pada Senin, 10 Juni 2024.
Wakil Bupati Belitung 2018-2023 ini berhasil mempertahankan disertasi berjudul ’Model Determinan Kinerja Berkelanjutan Usaha Mikro’ dalam Ujian Terbuka Program Studi Doktor Ilmu Manajemen Program Pascasarjana Universitas Tarumanagara Jakarta di hadapan Ketua Sidang dan Promotor Utama Agustinus Purna Irawan serta Promotor Pendamping Muhammad Idrus Taba.

Selain dinyatakan lulus cumlaude dengan IPK 4,00, Isyak Meirobie meraih penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk catatan rekor lulusan pertama Program Doktor Ilmu Manajemen Universitas Tarumanagara. Selain itu, juru bicara Menparekraf Sandiaga Uno bidang sport tourism ini menerima Piagam Penghargaan Institut Prestasi Nusantara serta Surat Pencatatan Ciptaan dari Dirjen Kekayaan Intelektual Kemenkumham.
Ketua Sidang yang juga Rektor Unpar Agustinus Purna Irawan berpesan agar Isyak Meirobie untuk terus berkarya dan tetap rendah hati.
“Selamat dan kami berharap tetap rendah hati. Bersyukur dengan berbagai portofolio. Jaga nama baik Untar di manapun berprofesi dengan terus mempertahankan integritas,” kata Agustinus Purna Irawan.

Disertasi yang diajukan Isyak Meirobie menyimpulkan bahwa kolaborasi bisnis dan daya saing usaha mikro di Kepulauan Belitung lebih dominan dibangun oleh kapabilitas bisnis yang ditunjang dengan inovasi digital, serta pengadaptasian regulasi pemerintah dan tata kelola cerdas.
Isyak Meirobie mengungkapkan bahwa kinerja berkelanjutan usaha mikro di Kepulauan Belitung meningkat terutama bertumpu pada peningkatan daya saing.
”Pengadaptasian regulasi pemerintah dan tata kelola cerdas tidak dapat berperan secara langsung dalam meningkatkan kinerja berkelanjutan usaha mikro, kecuali jika pelaku usaha mikro dapat mengadaptasi kedua aspek tersebut untuk menunjang pelaksanaan kolaborasi bisnis dan meningkatkan daya saing,” kata Staf Khusus Gubernur Kepulauan Bangka Belitung 2009-2012 ini.
’Model Determinan Kinerja Berkelanjutan Usaha Mikro’ mengungkapkan bahwa upaya pencapaian kinerja berkelanjutan bagi usaha mikro bertumpu pada hasil dari peningkatan daya saing dan pengembangan kolaborasi bisnis yang didasari oleh pengembangan kapabilitas bisnis dan inovasi digital dengan didukung oleh regulasi pemerintah dan tata kelola cerdas.
Lebih lanjut, Ketua Umum DPP ISSITA itu mengungkapkan bahwa implikasi teoretis dari penelitian ini adalah dihasilkannya novelti yaitu ’Model Determinan Kinerja Berkelanjutan Usaha Mikro’ yang mengungkapkan upaya meningkatkan kinerja berkelanjutan usaha mikro ditentukan oleh hasil dari peningkatan daya saing dan pengembangan kolaborasi bisnis yang didasari oleh pengembangan kapabilitas bisnis dan inovasi digital dengan didukung oleh regulasi pemerintah dan tata kelola cerdas.

“Novelti ini dapat diterapkan pada sektor industri lain selain usaha mikro, apabila sektor usaha tersebut memiliki karakteristik yang sama dalam hal lingkungan bisnis yang dihadapi dan tingkat persaingan dalam industri yang membutuhkan dukungan dari pihak pemerintah melalui regulasi dan berbagai program serta kebijakan,” tambah ayah seorang puteri ini.
Isyak Meirobie menyampaikan, merujuk pada temuan penelitian, disusun langkah strategi operasional bagi pelaku usaha mikro dalam upaya meningkatkan kinerja berkelanjutan melalui pengembangan daya saing, kolaborasi bisnis, kapabilitas bisnis, inovasi digital, serta pengadaptasian regulasi pemerintah dan tata kelola cerdas.
”Usaha mikro yang membawa keberlanjutan ekonomi cocok diterapkan di Indonesia, terutama bersama saya, Isyak Meirobie,” kata Isyak menjawab pertanyaan terakhir penguji, disambut tepuk tangan hadirin.
Selain dihadiri keluarga dan Rektor Untar, ujian terbuka ini juga dihadiri oleh Staf Khusus Presiden Grace Natalie, mantan Dubes Indonesia untuk Argentina, Uruguay dan Paraguay Nurmala Kartini Sjahrir, Sekjen Ombudsman Suganda Pandapotan, Ketua LPAI (Lembaga Perlindungan Anak Indonesia) Seto Mulyadi (Kak Seto), Ketua DPP PKN Anas Urbaningrum, dan Ketua Yayasan Untar Prof. Dr. Ariawan Gunadi.
Sementara itu, Menparekraf Sandiaga Uno, Mantan Kepala BIN AM Hendropriyono, Wamen ATR BPN Raja Juli Antoni, dan Wamenaker Afriansyah Noor memberikan sambutan secara virtual. Ucapan selamat berupa karangan bunga datang dari berbagai pihak, seperti beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, beberapa anggota DPR RI dan tokoh-tokoh masyarakat lain.
”Meski sudah lulus sebagai doktor, saya sadar, tugas belum tuntas. Sebenarnya keinginan saya itu tak selalu berurusan dengan politik. Saya lebih ingin jadi pakar usaha mikro, membantu ekonomi rakyat, berkeliling berbagai ilmu ke 514 kabupaten dan kota se-Indonesia. Saya ingin terus memotivasi para pelaku usaha kecil, bahwa kesuksesan adalah ketika kegagalan bosan menghampiri kita,” urai pengusaha properti di Belitung ini.
Selamat Doktor Robie -begitu panggilan kecil pria yang berangkat dari keluarga berkekurangan namun punya semangat kuat untuk maju dan lepas dari kemiskinan ini, Semoga dapat mengimplementasikan ilmunya untuk kebaikan rakyat!
