Breksi, yang Asyik untuk Menyepi

Lima tahun berselang, kembali berkunjung ke Tebing Breksi, tak jauh dari Candi Prambanan. Saat itu bersama rombongan menteri, kali ini boncengan bermotor.

Tebing Breksi alias Breksi Cliff menarik disinggahi. Lokasinya tinggi, penuh perjuangan juga kala menempuhnya dengan motor. Namun, sampai di atas kita bisa merenung santai. Sinyal ponsel aman, dan banyak pilihan kuliner dengan harga amat terjangkau.

Memang saya rasakan perbedaan dibandingkan saat lima atau enam tahun silam ke mari mendampingi Menteri Pemuda dan Olahraga saat itu, Imam Nahrawi.

Kok rasa-rasanya terlalu banyak ’dipoles’ ya. Tempat-tempat selfie yang terlalu banyak sepertinya makin mengurangi naturalnya lokasi ini.

Website Kabupaten Sleman menulisTebing Breksi merupakan tempat wisata yang berada di wilayah Kabupaten Sleman. Lokasinya berada di sebelah kidul (selatan) Candi Prambanan dan berdekatan dengan Candi Ijo serta Kompleks Keraton Boko. Lokasi Wisata Tebing Breksi tepatnya berada di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Taman wisata Tebing Breksi adalah tempat wisata alam di Jogja. Sesuai dengan namanya, tempat wisata ini merupakan perbukitan batuan Breksi. Tebing batuan breksi yang memiliki corak yang indah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Tebing Breksi merupakan bekas lokasi tambang. Dengan berbagai ide dan tangan kreatif dari masyarakat sekitar, kini Tebing Breksi jauh lebih indah dengan berbagai pahatan yang menghiasi setiap dinding kapurnya. Pengunjung yang datang pun tidak perlu bersusah-susah memanjat dinding agar sampai di puncak tebing. Dengan memahat dinding kapur menjadi tangga, kini menjadi jauh lebih mudah untuk menuju puncak tebing.

Selain seni-seni yang terukir di dinding-dinding tebing, pengelola membuat Tlatar Seneng, yaitu semacam panggung kesenian berdiameter 15 meter dan disekelilingnya dilengkapi kursi-kursi pengunjung yang berjejer rapih. Sekilas panggung ini mirip dengan Colosseum di Roma.

Sebelum menjadi tempat wisata, lokasi Taman Tebing Breksi sebelumnya adalah tempat penambangan batuan alam. Kegiatan penambangan ini dilakukan oleh masyarakat sekitar. Di sekitar lokasi penambangan terdapat tempat-tempat pemotongan batuan hasil penambangan untuk dijadikan bahan dekorasi bangunan.

Sejak tahun 2014, kegiatan penambangan di tempat ini ditutup oleh pemerintah. Penutupan ini berdasarkan hasil kajian yang menyatakan bahwa batuan yang ada di lokasi penambangan ini merupakan batuan yang berasal dari aktivitas vulkanis Gunung Api Purba Nglanggeran. Kemudian lokasi penambangan ditetapkan sebagai tempat yang dilindungi dan tidak diperkenankan untuk kegiatan penambangan.

Setelah penutupan aktivitas tambang tersebut, masyarakat mendekorasi lokasi bekas pertambangan ini menjadi tempat wisata yang layak untuk dikunjungi. Tepatnya pada 30 Mei 2015, Tebing Breksi ini diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai tempat wisata baru di Jogja.

Kehadiran tebing yang sekaligus dijadikan sebagai salah satu lokasi tempat wisata ini pasti mempunyai alasan tertentu yang membuat objek wisata ini disebut menjadi salah satu tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Pasalnya, potensi wisata alam yang dimilikinya menawarkan banyak hal yang tidak boleh dilewatkan, diantaranya adalah pemandangan dinding tebing dengan ornamen patahan yang terlihat begitu artistik. Sebab, pada dasarnya tebing ini memang sudah terbentuk jutaan tahun yang lalu dan dijadikan sebagai tempat penambangan. Walaupun saat ini sudah tidak lagi dijadikan sebagai tempat penambangan, tapi sisa-sisa dari aktivitas penambangan tersebut mampu menghadirkan ornamen pahatan yang membuat tebing tersebut tampak seperti kue lapis.

Itulah yang menjadi salah satu potensinya, sehingga tebing yang satu ini menjadi sangat menarik untuk dikunjungi. Berfoto dengan latar tebing, sepertinya menjadi salah satu hal yang wajib untuk dilakukan. Oleh karena itu, tak heran jika tebing ini menjadi salah satu tempat favorit untuk berfoto, terutama bagi para pasangan yang sedang melakukan sesi pre wedding dan momen sepesial lainnya. Hal yang paling istimewa saat berada di tebing ini adalah, dari atas tebing para wisatawan bisa melihat keseluruhan kota Jogja, bahkan aktivitas masyarakat pun dapat terlihat dari atas tebing, seperti pesawat yang lepas landas, kendaraan yang hilir mudik dan lain sebagainya.

Selain Tebing Breksi, Anda bisa mengunjungi beberapa tempat wisata yang ada di sekitar Breksi. Diantaranya:Istana Ratu Bok, Candi Ijo, Candii Barong dan Candi Banyunibo.

Pemandangan dari puncak tebing breksi juga menjadi salah satu alasan kenapa Tebing Breksi banyak dikunjungi wisatawan. Dari puncak Tebing Breksi, kita bisa melihat lanskap Candi Prambanan, Candi Barong, Candi Sojiwan, Gunung Merapi, Kota Yogyakarta, dan tentu saja sunset yang indah ketika petang menjelang.

Rute menuju Tebing Breksi tidak sulit. Lokasinya Tebing Breksi sendiri masih berada dalam satu kawasan dengan Candi Ijo. Wisatawan tinggal mengikuti rute menuju Candi Ijo. Bisa dengan melalui Pasar Prambanan ke kanan menuju Piyungan. Tebing Breksi hanya sekitar 1km saja dari Candi Ijo.

Pada tahun 2014, gabungan peneliti dari  Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) melakukan peninjauan pada Tebing Breksi dan mereka menemukan jenis batuan tufan yang langka. Sehingga penambangan harus dihentikan dan pada tahun 2015 Tebing Breksi ditetapkan sebagai salah satu Geoheritage Yogyakarta.

Sejak saat itu, masyarakat setempat mulai berinisiatif untuk mengembangkan Tebing Breksi dengan kreativitas yang dimiliki. Tebing bekas tambang setinggi sekitar 30 meter ini dipahat membentuk relief dan cerita pewayangan yang dihiasi dengan detail pada pahatannya. Keindahan karya artistik yang dihasilkan ini kemudian disebarluaskan menggunakan media sosial, sehingga Tebing Breksi menjadi destinasi wisata yang populer di kalangan masyarakat. Keindahan lain yang dapat ditemui di Tebing Breksi adalah pemandangan alam yang luar biasa indah. Karena objek wisata ini berada pada 200 mdpl, maka pengunjung bisa melihat Kota Yogyakarta dari ketinggian. Terlebih ketika menjelang matahari terbenam, pengunjung akan disuguhi indahnya sunset di atas Tebing Breksi.

Perjalanan menuju lokasi Tebing Breksi dapat ditempuh dalam waktu 28 menit atau sekitar 17 km dari Kota Yogyakarta. Jalan menuju lokasi telah diaspal maupun dicor semen sehingga aksesibilitas sangat mudah, meskipun sebagian kecil jalan tidak rata dan menanjak. Berbagai macam kendaraan, seperti motor, mobil, minibus, truk, bahkan bus pariwisata dapat melalui jalan tersebut. Pengunjung juga dimudahkan dengan adanya petunjuk arah jalan menuju Tebing Breksi. Keberadaan rambu-rambu penunjuk arah ini juga dapat memudahkan pengunjung objek wisata lain di sekitar Tebing Breksi, seperti Candi Ratu Boko, Candi Ijo, dan Batu Papal.

Walaupun di sekitar Tebing Breksi ada beberapa pilihan wisata lain, pengunjung yang datang ke Tebing Breksi tidak pernah surut. Lalu, apa yang menjadi daya tarik Tebing Breksi? Ternyata hanya dengan tiket masuk seharga Rp10.000 pengunjung sudah disuguhkan dengan keindahan pahatan tebing dan pemandangan alam.

Tidak hanya itu, Tebing Breksi juga menawarkan spot-spot foto yang objeknya sudah disiapkan oleh pengelola. Setidaknya ada 12 objek foto yang dihiasi dengan tanaman hias, atribut-atribut unik, hingga burung hantu jinak. Pengunjung juga dapat berkeliling di sekitar kawasan wisata dengan menyewa mobil offroad. Tak hanya itu, Tebing Breksi juga menyediakan Tlatar Seneng dan amphiteater yang digunakan untuk pertemuan, kopi darat, pertunjukan seni, dan event-event lain dengan desain melingkar seperti halnya teater kuno Yunani.

Salah satu daya tarik utama dari Tebing Breksi adalah pemandangan indah Kota Yogyakarta yang bisa dinikmati dari atas tebing. Anda bisa melihat panorama indah kota, termasuk Candi Prambanan, Candi Barong, Candi Sojiwan, Gunung Merapi, dan tentu saja sunset yang indah.

Leave a Reply

Your email address will not be published.