Malam Jumat Pertama di Ganjuran

Di Gereja Candi Ganjuran, selain misa harian dan misa mingguan, ada juga misa tiap Kamis malam Jumat. Suasana lebih spesial kalau malam Jumat pertama tiap bulan. Bertambah spesial lagi, hari itu merupakan malam Jumat pertama di tahun baru 2025.

Di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, Jogodayoh, Bambanglipuro, Bantul, malam itu, Romo Aloysius Budi Purnomo, Projo menjadi pengkotbah.

Sangat istimewa, karena Romo Budi bersiap berangkat ke Jakarta, meninggalkan posisi Pastor Paroki Santa Maria Bunda Penasihat Baik, Wates  untuk memenuhi amanat sebagai Sekretaris Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia.

”Saya terus berpikir, maju mundur, jadi tidak memenuhi undangan yang lama disampaikan agar mengisi Misa Malam Jumat Pertama di sini. Wani opo ora, maju atau mundur,” kata Romo Budi dengan rendah hati.

Dalam homilinya, dua kali ‘romo nyentrik’ itu bernyanyi. Yang pertama tembang gubahannya, “Wahai kamu yang letih lesu, datanglah kau kepadaku, kau kuberi kelegaan…”

Yang kedua, lagu ‘Kumau Cinta Yesus Selamanya’, dalam Bahasa Indonesia, Mandarin dan Jawa. ”Bagaimana kita bisa semakin mengasihi dan mencintai Yesus. Kawula badhe tresna Gusti Yesus, sinaosa kangelan nanging gesang kulo alami, kawula tansah tresna Gusti Yesus,” lantunnya.

Misa Pahargyan Ekaristi Malem Jemuwah Kapisan 2 Januari 2025 itu berlangsung dalam Bahasa Jawa, dengan prodiakon pun mengenakan busana Jawa. Temanya, ’Dados Umat Katolik ingkang Tansaya Mangertos lan Tresna ing Sang Kristus Minangka Patuladhaning Gesang, Menjadi Umat Katolik yang Semakin Mengenal dan Mencintai Yesus Kristus sebagai Idola Hidup’.

Seusai Ekaristi, berlangsung Berkah dan Kirab Agung Sakramen Mahasuci. Bentuknya mirip gunungan wayang, diarak khidmat, dengan iringan Gending Kirab Agung.

“Jadikan Tuhan Yesus sebagai idola yang tiada duanya untuk kita. Mencintai Yesus juga kita hayati seperti teladannya, membuka hati kita untuk semua orang sebagai saudari dan saudara tanpa diskrimiasi,” kata pria 56 tahun itu.

Masih kental suasana peringatan seabad gereja yang berdiri pada 16 April 1924 oleh keluarga Schmutzer, yang memiliki sebuah pabrik gula di wilayah itu.

Gereja Ganjuran memang selalu punya aura spiritual tersendiri. Dalam keheningan, dan dalam tradisi berkearifan lokalnya.

Selangkapnya di https://www.youtube.com/live/MGMpqX4E5wM?si=tQXaVvTbSCsVbO1Q

Leave a Reply

Your email address will not be published.