Di antara agenda di Makassar, senang bisa bertemu Ketua DPD GAMKI Sulsel Albert Palangda.
Kami bertemu di lobby hotel Best Western Plus, Makassar. Dua-duanya sudah siap dengan outfit jogging sore. Jersey bola, celana pendek, dan sepatu kets. Saya ingin mengulang kesuksesan sehari sebelumnya, jalan santai di Center Point of Indonesia (CPI) Makassar yang lagi happening.
“Saya juga biasa berolahraga di Centre Point, karena itu sepatu dan baju ganti selalu siap di mobil ini,” kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPD GAMKI) 2022-2025 yang terpilih dalam Konperensi Daerah V GAMKI Sulsel, Sabtu, 6 Agustus 2022.
Apa daya, senja itu hujan sangat lebat mengguyur Bumi Anging Mamiri. Impian kembali mencari keringat di kawasan reklamasi itu sirna. Avanza hitamnya mengantar kami berputar-putar kota mencari tempat makan yang sesuai selera.
Pilihan jatuh di Restoran Buntu Torpedo di daerah Pisang Utara, Kecamatan Ujung Pandang. Rumah makan khas Toraja itu menyediakan santapan khas, ’yang haram-haram’. Pohon tumbang menutup jalan depan resto menyambut kami di derasnya hujan sore itu.
”Setiap ada tamu saya biasa ajak makan di sini. Ada pilihan lain juga di Kampung Rama, kampung Toraja di Makassar, singkatan dari dua nama ibu kota kabupaten: Rantepao dan Makale,” kisahnya.
Karir pria berdarah Toraja ini cukup melesat. Sudah beberapa tahun ini Albert menjadi manajer penjualan regional sebuah lembaga keuangan pembiayaan konsumen ternama. Saat ini ia sedang berdoa untuk lebih memiliki waktu bersama isteri dan dua putranya. Juga untuk mengurus organisasi tercinta.
“Tahun lalu, intensitas saya di Makassar sangat rendah. Lebih sering berkeliling di Indonesia, memberi berbagai pelatihan ke cabang-cabang. Pernah dua pekan di Papua, juga ke Batam, Bekasi, dan lain-lain,” urai Ketua Pengurus Kerukunan Keluarga Gandangbatu (KKG) 2023-2028 ini.
Dalam bayangannya, ia berencana serius menekuni usaha ’jasa titip’. Banyak relasi dari luar Sulsel pesan aneka barang, mulai makanan, ponsel, hingga peralatan elektronik. Ketersediaan barang, potongan harga, hingga mudahnya jasa pengiriman membuat usaha semacam itu sangat potensial dikembangkan dari Makassar, kota terbesar di Indonesia bagian timur. Selain itu bisnis otomotif, pertanian, dan peternakan cukup menarik minat untuk ditekuni Albert.
Di ranah organisasi pelayanan, Albert bertekad menjadikan GAMKI lebih memiliki posisi tawar dan memberi manfaat kepada masyarakat Sulsel. ”Kehadiran GAMKI harus lebih dirasakan oleh pemuda gereja, dan publik secara luas,” ungkap pria 46 tahun ini.
Tak heran, Albert terus membangun komunikasi dengan aneka jejaring, terutama saudara-saudara seiman yang berada di posisi-posisi birokrasi maupun institusi lain, seperti Komisi Pemilihan Umum Daerah dan Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan.
”Dari networking itu kami bisa bekerjasama mengembangkan program-progam untuk membuat hidup organisasi dan makin dikenal,” jelasnya.
Tiga mangkuk daging dan daun singkong menemani pembicaraan kami. Saatnya berpisah, menuju tempat pengabdian masing-masing, dengan komitmen serupa: menjadikan hidup nan pendek ini menjadi berguna bagi sesama.
