Porta Sancta: Gereja Karmel, Lembang

Ini kali kedua kami ke Gereja Karmel, Lembang, Bandung Barat. Memang cocok untuk merenung dan berdoa.

Sore sehari selepas Hari Raya Idul Fitri, tampak antrean mobil mengular turun dari arah Lembang menuju Kota Bandung. Kami justru ke tujuan sebaliknya, ke atas. Sasaran: Gereja sekaligus Biara, sekaligus Pertapaan dan Gua Maria Karmel.

Lokasi Gereja Santa Maria Fatima ini ada di Jalan Karmel 1 No.51, di area Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Sejuk karena ada di kaki Gunung Tangkuban Perahu.

Kumparan menulis sejarah panjang Pertapaan Karmel ini. Pada tahun 1939, suster-suster dikirim dari Nijmegen, Belanda ke Indonesia. Mereka tiba di Jakarta dan berlanjut ke Lembang pada Desember 1939. Pastor Johannes de Roojig membeli tanah di kaki Gunung Tangkuban Prahu dan memulai pembangunan kapel pada tahun 1940.

Selama pembangunan, suster-suster tinggal di Biara Suster Ursulin di Bandung. Namun, pada tahun 1942, kedamaian terganggu saat Jepang menyerang Lembang. Biara rusak parah dan suster-suster mengungsi. Mereka sempat menjadi tawanan Jepang dan dikirim ke kamp konsentrasi selama tiga tahun sampai kemerdekaan Indonesia.

Pasca kemerdekaan, suster-suster dibawa kembali ke Belanda untuk pemulihan kesehatan. Pada tahun 1963, biara sempat digunakan sebagai kantor Polsek dan asrama polisi, serta kapel diubah menjadi gedung olahraga. Namun, pada tahun yang sama, kapel dikembalikan ke biara dan menjalani perbaikan. Pemberkatan kapel dilaksanakan kembali pada 25 Agustus 1963.

Gereja Karmel Lembang bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga tempat yang memberikan pengalaman spiritual yang mendalam bagi setiap pengunjungnya. Dengan suasana yang tenang dan damai, gereja ini adalah tempat yang sempurna untuk menghadirkan diri Anda pada Tuhan dan merenungkan kehidupan Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published.