Kembali menulis tentang pengalaman ‘island hopping’, gaya wisata ‘loncat’ dari satu pulau ke pulau lain yang jaraknya berdeketan. Sebelumnya pernah punya pengalaman serupa di Kepulauan Seribu, Lampung, Belitung dan Raja Ampat.
Tren wisata ‘island hopping’ hanya bisa dilakukan di negara kepulauan di Indonesia. Tentu saja pada praktiknya kita tidak benar-benar loncat, melainkan menggunakan kapal atau perahu untuk mengunjungi pulau-pulau yang lokasinya berdekatan di destinasi wisata tersebut.
CNN Indonesia menulis, kegiatan island hopping hanya bisa dilakukan di destinasi wisata berupa kepulauan. Indonesia merupakan negara yang dianugerahi ribuan pulau eksotis sehingga menjadi salah satu lokasi favorit untuk island hopping.

Kepulauan Seribu, Kepulauan Derawan, Karimunjawa, bahkan Kepulauan Seribu adalah destinasi yang tepat bagi yang ingin merasakan pengalaman island hopping.
Dengan island hopping, kita bisa menjelajahi pulau-pulau dan mendapatkan pemandangan beragam di destinasi wisata. Belum lagi keseruan yang diperoleh saat berpindah dari satu pulau ke pulau lainnya.

Persiapan sebelum island hopping juga perlu diketahui. Karena akan naik kapal beberapa kali, ada baiknya kamu mengolesi tubuh dengan sunblock demi menghalau sinar matahari langsung.
Jika membawa tas, bawalah yang anti air. Selain itu, juga harus membawa baju ganti, karena naik kapal dan bermain di pantai sangat berpotensi membuat basah. Termasuk saat beraktivitas snorkeling, kegiatan rekreasi air yang memungkinkan seseorang untuk menikmati pemandangan bawah laut dengan melihat dari permukaan air menggunakan peralatan seperti masker, snorkel, dan kaki katak.

Island Hopping Pahawang dan Sekitarnya
Di Lampung, kami mengawali dari Dermaga 4 Ketapang, di Desa Ketapang, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran. Dermaga ini ditempuh sekitar dua jam dari Bandar Lampung. Jadi, jam 6 pagi kami sudah meninggalkan hotel di ibu kota Provinsi Lampung.
Pada 2017, kami juga pernah pelesiran ke pulau-pulau kecil di Lampung, antara lain Pulau Sari Ringgung dan Pasir Timbulnya.

Bersama tour guide Tommy, Ayet, dan Kayla, kami menggunakan Kapal Motor Jaya Makmur.
“Kita akan menuju beberapa pulau, nanti disesuaikan waktu dan kondisi ombaknya,” kata Tommy.
Pulau Tegal Mas, Kelagian Lunik, dan Garuda Spot
Tujuan awal, Pulau Tegal Mas. Tak sampai setengah jam pelayaran dari Dermaga 4 Ketapang. Terlihat bangunan penginapan berbentuk kerucut di tepi pantai.
Pulau yang aslinya bernama Pulau Tegal ‘saja’ ini dikelola pengusaha Thomas Azis Riska, yang juga mengelola wisata Puncak Mas di daratan Lampung. Nampak fotonya dengan keluarga terpampang dalam lukisan besar di lobby gedung utama saat memasuki pulau seluas 113 hektar ini. Dua buah tulisan penanda dan balon udara menjadi ucapan selamat datang ke pulau nan kaya biodiversitas ini.

Dari Tegal Mas, kami berlanjut ke Pulau Kelagian Lunik atau Kelagian Kecil. Dianggap surga tropis tersembunyi, pulau ini menyediakan pasir putih yang lembut dan air laut jernih berwarna biru kehijauan. Pulau ini makin keren karena dikelilingi oleh bukit dan gunung yang terlihat makin mempesona.
Nama ’lunik’ dalam bahasa setempat berarti ’kecil’, sesuai dengan ukuran pulau ini yang lebih mungil dibanding Pulau Kelagian Besar. Di sini, kami sempat menyewa jasa banana boat dan donat boat. Ditarik dengan speed boat, berputar tiga kali, merasakan sensasi ngebut di laut.

Spot Dive Garuda Pahawang menjadi tujuan ketiga kami sebelum kembali ke daratan Lampung. Di sini, salah satu titik snorkeling terbaik berada. Di bawah laut terdapat beraneka terumbu karang, beberapa sign letter di dasar laut, dan juga ‘rumah nemo’ alias rumah badut.
Puas berkeliling pulau, island hopping dari pagi hingga sore, kembalilah kami ke Dermaga Ketapang, Pesawaran.
Pengalaman tak terlupa, delapan tahun kembali ke pulau-pulau kecil nan elok di Lampung, the treasure of Sumatra.
