Bincang Aktivis Plembang

Sambil menikmati hidangan Warkop Kopi Agam Asli Medan di kawasan Mayor Ruslan, berbincang dengan aktivis muda Kristen Kota Palembang.

Di antara mereka ada Ketua Badan Pengurus Cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Palembang 2025-2027 yang baru terpilih, Christie Ayuning Manurung. Lulusan Teknik Sipil Universitas Sriwijaya, masuk angkatan 2020.

“Inginnya kerja di bidang itu, sekarang masih konsentrasi di organisasi dulu,” kata Christie.

Selain itu ada juga Ayu Khesia Hasugian. Berasal dari Kabupaten Humbang Hasundutan Sumatera Utara. Kuliah di D4 Manajemen Bisnis Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri). Kampusnya di Kota Palembang, kawasan Bukit Besar.   

”Pengen kerja di bidang marketing,” ujar Ayu yang tak kenal mengirim aplikasi melamar kerja ke berbagai tempat. Sebelumnya, perempuan penyuka memasak ini pengurus Sekreraris Fungsional Kerohanian di BPC GMKI Palembang 2023-2025.

Bagi Ayu, dari GMKI ia banyak belajar tentang kepemimpinan, pelayanan, dan kebersamaan dalam perbedaan.

”GMKI bukan cuma soal kegiatan rohani, tapi juga wadah buat bertumbuh, baik secara intelektual, spiritual, maupun sosial, jadi lebih peka terhadap realitas di sekitar dan belajar menyuarakan kebenaran dengan kasih,” ungkap perempuan yang cukup aktif di media sosial itu.

Tak hanya itu, menurutnya, berorganisasi juga penting dalam pembentukan karakter dan iman. ”Apalagi saat itu posisi saya sebagai Sekfung kerohanian kan, harus belajar lebih dulu baru bisa menerapkan ke kawan-kawan yg lain, agar jadi contoh dan teladan yang baik secara spiritual,” paparnya.

Ayu menekankan, sebenarnya, manfaat ber-GMKI itu banyak banget. ”Yang paling kerasa itu soal bagaimana belajar jadi mahasiswa Kristen nggak cuma aktif di kampus, tapi juga peka terhadap isu sosial dan bisa melayani dengan tanggung jawab,” tegasnya.

Ketua Cabang GMKI Palembang sebelumnya juga hadir. Perempuan juga. Priskila Sihombing dari Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. ”Saat ini bekerja di industri pertanian. Bagian pembuatan kompos,” ungkapnya.

Priskila berkisah, menjadi pemimpin organisasi dari latar belakang perempuan itu tidak mudah. Tapi, dari situ ia belajar banyak hal, seperti skill leadership, membangun jaringan, dan meningkatkan kesadaran.

“Pengalaman ini membentuk saya menjadi pribadi lebih kuat dan berdedikasi. Dan yang paling saya pegang pada saat menjalani tugas sebagai ketua yaitu prinsip pemimpin harus melayani, bukan dilayani. Seperti halnya Tuhan Yesus,” kata aktivis perempuan kelahiran Riau itu.

Ada pula Daniel Febarianto Sihombing, Sekretaris Fungsional 

Organisasi BPC GMKI Palembang yang saat ini sedang di tahap menyusun tugas akhir Jurusan Teknik Elektro Universitas Sriwijaya.

Sebangai Sekfung organisasi, Daniel merasa banyak manfaat yang bisa didapat dari ber-GMKI. “Salah satunya mengasah kemampuan berpikir kritis. DI GMKI, kami dilatih agar terbiasa mengkritik dan memberikan pendapat, termasuk dalam menulis dan membuat kajian-kajian,” urainya.

Selain itu, memiliki relasi dengan senior yang bekerja di berbagai bidang juga menjadi nilai tambah sehingga memperluas pengetahuan dan pandangannya mengenai berbagai hal.

Lalu ada pula Koordinator Wilayah II Pengurus Pusat GMKI Dwiki Simbolon, yang masih menempuh Magister S2 di Universitas Lampung. S-1 nya Institut Teknologi Sumatera. Dua-duanya Jurusan Fisika.

”Wilayah kerja saya di lima provinsi, meliputi Sumsel, Babel, Bengkulu, Jambi, hingga Lampung,” kata Dwiki yang terus muter membangun semangat berorganisasi di Sumatera Bagian Selatan.


Saat menerima mandat kepengurusan di Salemba, Juli lalu, Dwiki memahami bahwa GMKI bukan sekadar organisasi, tetapi sebuah rumah kader. Koordinator Wilayah harus hadir sebagai sahabat seperjalanan cabang dalam menghidupi nilai-nilai organisasi.

”Saya datang bukan membawa perintah, tetapi membawa semangat persekutuan, semangat mendengar, dan semangat melayani,” ujar Dwiki.

Bagi Ketua Cabang GMKI Bandar Lampung 2022-2024 ini, wilayah Sumatera Bagian Selatan adalah ladang luas yang kaya akan dinamika. ”Kita harus hadir bukan sebagai pengamat, tapi sebagai pelayan yang hadir, mendengar, dan bergerak bersama. GMKI tidak boleh tenggelam dalam formalitas; kita harus menjelma menjadikehidupan yang nyata di tengah gereja, kampus, dan masyarakat,” tegas Dwiki.

’Tuan rumah’ pertemuan itu Hendra Sipayung, senior GMKI Surabaya, kini berdinas sebagai Kepala Seksi Izin Tinggal dan Status Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Palembang. Pria asal Kepulauan Riau ini otomatis juga jadi senior GMKI Palembang.

”Senang sekali di manapun berada bisa bersama aktivis pemuda kristiani. Saat kuliah di GMKI Surabaya, kemudian ber-GMKI di Batam dan Tanjungpinang. Demikian pula saat ini ditugaskan di Palembang, bertemu adik-adik kader nan penuh semangat,” kata Hendra.

Mie Bangladesh plus telur bersama teh tarik jadi teman kami berbagi cerita. Martabak dan Roti Cane khas Aceh juga jadi teman nyemil. Selezat kebersamaan malam itu. Semoga terus semangat. Pilihan adik-adik ini sudah tepat: kuliah tak hanya mencari nilai akademis, tapi juga menanamkan semangat berorganisasi demi pembentukan karakter sembari menebar jejaring untuk masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.