Anggap saja kekalahan Liverpool 1-2 dari Manchester United di Anfield pada musim 2025/2026 ini sebagai pil pahit yang mesti ditelan sembilan tahun sekali. Setelah itu, penyakit itu tak datang lagi.
Dalam 38 kali pertandingan Liga Inggris pada satu musim, rasanya hanya ada empat partai yang paling dinanti penggemar Liverpool.
Paket laga itu yakni pertandingan ’Derby Merseyside’ serta ‘Derby North-West Derby’. Liverpool lawan Everton dan Liverpool kontra Manchester United, kandang dan tandang.
Untuk paruh season kali ini, pasukan The Reds sudah menunaikan tugas derbi sekota dengan sempurna. Pada 20 September 2025 di Anfield, sepasang gol dari Ryan Gravenberch serta Hugo Ekitike yang dibalas Idrissa Gueye memulangkan Everton dengan tangan hampa.
Musim ini, jatah main kandang lebih dulu kembali dimiliki Liverpool saat menjamu Manchester United. Sebuah keuntungan karena kali terakhir MU menang di Anfield terjadi lebih dari sembilan tahun silam. Gol tunggal Wayne Rooney ke gawang Simon Mignolet pada 17 Januari 2016 menjadi noda laga perdana Jurgen Klopp melawan ’Setan Merah’ yang kala itu dibesut Louis van Gaal. Rooney memanfaatkan bola kemelut hasil perencanaan tendangan pojok yang disutradarai Daley Blind dan Juan Mata.
“Kami kalah pada pertandingan yang seharusnya kami tak kalah,” kata Klopp ujar Klopp kepada BBC Sport.
Klopp menilai pemainnya agak lalai dalam laga itu. “Banyak hal terjadi, tapi kami kalah melawan Manchester United. Jadi saya tak bisa sangat positif seusai pertandingan,” kata pelatih asal Jerman ini. Liverpool masih beradaptasi pelatih baru, dan pada akhir musim ada di posisi kedelapan. Bahkan di bawah Southampton serta West Ham. Sementara MU saat itu berakhir di posisi kelima, 15 poin tercecer dari juara sang juara liga 2015/2016: Leicester City.
Liverpool menghadapi MU tetaplah pertandingan besar. Pada urutan berapapun mereka berada di klasemen. Pada masa jaya-jayanya ’Red Devils’, jelang laga akbar kedua tim, pelawak tunggal yang loyalis MU Pandji Pragiwaksono pernah berseloroh, ”Ah, laga besar apa? Ini hanyalah pertandingan antara peringkat satu melawan penghuni posisi tujuh.”
Urip kuwi kaya cakra manggilingan, owah gingsir, gilir, gumanti.
Tapi, dunia selalu berputar. Bak cakra manggilingan, senjata berbentuk roda yang dipakai tokoh pewayangan Kresna, siklus roda kehidupan selalu meniscayakan perputaran. Berubah tidak tetap, bergilir, dan berganti. Kadang di atas, kadang di bawah.
Manchester United punya sepuluh pelatih setelah era Sir Alex Ferguson. Permanen maupun interim. Dari Ole Gunnar Solksjaer yang menjabat tiga tahun kurang sebulan, hingga tiga mantan pemain dengan masa bakti sebagai caretaker hanya sebulan: Ryan Giggs, Michael Carrick, dan Ruud van Nistelrooy.
Sebaliknya, sepeninggal Alex di MU, Liverpool sudah menyamai 20 gelar Liga Primer koleksi kedua tim. Sempat puasa 3 dekade, dua raihan juara dari Klopp dan Arne Slot menyamakan rekor itu. Di antara masa-masa ini, ada kenangan kemenangan besar pada pertemuan kedua tim. Di Anfield, Liverpool-nya Klopp menang 3-1 atas MU-nya Jose Mourinho pada 16 Desember 2018. Lalu, Liverpool-nya Klopp menang 4-0 atas MU-nya Ralf Rangnick, 20 April 2022. Puncaknya, Liverpool-nya Klopp membantai MU-nya Erik ten Hag 7-0 pada 5 Maret 2023.
Adapun pertemuan Liga Inggris di Old Trafford, hanya dua kali MU menang, dengan skor identik 2-1, pada 10 Maret 2018 dan 22 Agustus 2022. Di luar itu, tim asuhan Ole Solksjaer pernah dipermalukan 2-4 oleh pasukan Klopp pada 13 Mei 2021, dan 0-5 pada 24 Oktober 2021. Laga terakhir di ’Theater of Dreams’, 1 September 2024, armada Arne Slot mempermak pasukan ten Hag 3 gol tanpa balas lewat kontribusi brace Luis Diaz dan satu gol Mo Salah.
Speaking about Mo Salah, di Liga Inggris, pria 33 tahun asal Nagrig Mesir itu mencetak golnya paling banyak ke gawang MU, dibanding ke jala tim lain. Enam belas gol dari 17 penampilan melawan MU, menyusul kemudian rekor produktif keduanya ke gawang Tottenhan Hotspur sebanyak 13 gol.

Tapi, Liverpool saat ini sedang tidak baik-baik saja. Si Merah sempat mencetak rekor lima kemenangan beruntun di EPL, dengan empat pertandingan ditentukan di menit-menit akhir laga. Bak main judi slot, anak asuh Arne Slot diberi kemenangan menyenangkan dulu di putaran awal permainan. Tak disangka, setelah itu tiga kali kekalahan beruntun menerpa Virgil van Dijk dan kawan-kawan. Kalah 1-2 dari Crystal Palace, 0-1 dari Galatasaray di lanjutan Liga Champions, dan kembali kecolongan 1-2 di menit-menit akhir, juga away di London, melawan Chelsea.
Sesak nafas terakhir Liverpool mengalami empat kali keok beruntun terjadi di masa kepelatihan Brendan Rodgers, November 2014. Berturut-turut tumbang dari Newcastle, Real Madrid, serta -kebetulan juga- Chelsea dan Crystal Palace.
“Jika Anda kalah tiga kali berturut-turut, tidak masalah apakah Man United datang atau Brentford minggu depan, harus selalu ada reaksi,” kata Arne Slot dalam jumpa media resmi sebelum pertandingan. Ia sukses membawa Liverpool menang 3-0 di Old Trafford, tapi, dengan hasil 2-2 pada Januari lalu, belum bisa mempersembahkan tiga poin kandang melawan musuh sesama kota pelabuhan.
Pun demikian di sisi pelatih MU Ruben Amorim. Pria Portugis yang paham betul makna kemenangan pada laga klasik ini bagi pendukung kedua tim. Seperti roda berputar tadi, ada kalanya Liverpool berjuang keras menipiskan catatan perolehan gelar dengan MU. Namun, musim lalu berakhir dengan Liverpool sebagai juara, berjarak 42 angka dengan MU di posisi ke-15.
Amorim berpendapat, terkadang segalanya berubah sangat cepat. Ia berujar, jika Anda melihat sejarah kedua klub, Anda bisa merasakan bahwa terkadang ada satu klub yang menang, menang, dan menang, sementara klub lainnya sedang mengalami masa-masa sulit.
“Itu terjadi dengan Liverpool ketika Manchester United memenangkan segalanya. Dan itu terjadi dengan Manchester United ketika Liverpool memenangkan segalanya,” tukas lelaki kelahiran Lisboa, 40 tahun silam.
Baiklah, laga dimulai dengan posisi Liverpool di peringkat ketiga. Sang juara bertahan unggul lima angka dari MU yang tertahan di posisi ke-11. Minggu malam, saya menonton di sebuah kafe kawasan Pinang, Ciledug.
Yang terjadi, Liverpool kembali kebobolan gol cepat. Baru 62 detik, Bryan Mbeumo menyentak 61.276 penonton di Anfield. Dari salah sundul Van Dijk ke arah lapangan tengah yang dikuasai tim tamu, Amad Diallo menyelinap cepat ke jantung pertahanan Liverpool. Koneksi dua pria Afrika, Pantai Gading dan Kamerun, meneteskan jeruk nipis di luka lini belakang The Reds, yang seperti halnya melawan Crystal Palace dan Chelsea, bobol di awal laga.
Sampai Michael Oliver meniup tanda istirahat, tak ada gol balasan. Yang ada, sepakan keras Gakpo membentur tiang. Sundulan Van Dijk melebar dari gawang, gagal mengulang golnya mengoyak jaring David de Gea pada enam musim silam.
Penguasaan bola menjadi milik tuan rumah. Sebanyak 60 berbanding 40 persen pada babak pertama dan sempat menyentuh 74 vs 26 persen di awal babak kedua. Tapi, apa artinya possesion tanpa gol tercipta? Gakpo dan Salah membuang kesempatan emas. Alex Isak hanya sekali berpartisipasi membuat tendangan menyamping sasaran.
Setelah sekian kali mencoba. Terbentur, terbentur, terbentur, akhirnya terbentuklah gol dari Cody Gakpo. Ia lolos dari jeratan dakwaan offside, mengkonversi umpan Federico Chiesa dalam sebuah perseteruan sengit di depan rumah Senne Lammens.
Di saat pencinta Liverpool yakin timnya akan membalikkan keadaan inilah, Harry Maguire menebus kesalahannya musim lalu. Saat itu, bek tengah asal Inggris ini gagal memenangkan MU dan memilih membuang peluang besar di menit tambahan waktu pada posisi 2-2. Di ceritanya hari ini, pemain yang sudah kenyang dicaci-maki teman, dari de Gea sampai Andre Onana, tak menyiakan lagi takdirnya. Sundulan jarak dekat Maguire memanfaatkan umpan kapten Bruno Fernandes bak peluru tajam mengoyak sisi kanan gawang Giorgi Mamardashvili.
Kembali, gerutuan datang dari kubu fans Liverpool, “Ah, kalau saja kipernya Alisson Becker, sebagaimana gol pertama, pasti selamatlah Liverpool dari bola lemah MacGyver itu.” Posisi canggung Mama membuat kiper Georgia itu mati kutu.
Dan, tak ada keajaiban hingga 90+8’. Mo Salah sudah diganti Jeremie Frimpong, melengkapi masuknya Wirtz, Ekitike, Jones dan Chiesa. Mimpi buruk sembilan setengah tahun lalu terulang, Liverpool kembali tersandung di Anfield dari musuh besarnya. ‘Maguire rules Merseyside as United finally end Anfield agony’, begitu judul Flashscore.
Catatan lain: ulangan keok empat kalah beruntun seperti era Rodgers sebelas tahun silam terjadi kembali di Oktober 2025. Aneka teriakan kecewa keluar, “Slot out!” “Kemarin juara karena warisan Klopp!” ”Percuma belanja banyak pemain mahal tapi tak bisa memadukannya dengan efektif!”
Terlalu pagi menyuruh pelatih Belanda yang baru saja juara itu pergi. Tapi, suara di media sosial menarik disimak.
“Slot is a cancer that needs to be taken out before it’s too late. Liverpool deserve a big coach name and none other than Zidane.”
”#SlotOut terlalu banyak pembaziran. Tahu beli tapi tak tahu pakai.”
“Liverpool fans we gotta apologize to Klopp, that man won us that Premier League last season, this one is actually Slot’s season and team. Get that man out, before it’s too late.
Para penggemar Liverpool, kita harus minta maaf kepada Klopp. Pria itu memenangkan Liga Premier musim lalu, dan musim ini sebenarnya musim dan timnya Slot. Keluarkan orang itu, sebelum terlambat.”
Sementara itu, pandit yang penggila MU, Pangeran Siahaan seketika mencuit, “Can we play you every week?”
Kenapa Liverpool bisa kalah?
”Karena kami kebobolan gol kedua yang sangat ceroboh, a very sloppy second goal. Kami bekerja sangat keras untuk kembali ke permainan, kami menciptakan peluang untuk mencetak gol kemenangan, tetapi jika Anda kebobolan gol kedua seperti itu, jelas itulah bagian yang mengecewakan,” kata kapten Virgil van Dijk.
Bek tengah 34 tahun yang juga kapten timnas Belanda itu tak segan memuji kesabaran lawan. “I think United was obviously very patient. Mereka tidak menekan kami terlalu tinggi dan membiarkan kami menguasai bola. Saya rasa kami membuat keputusan yang terburu-buru di saat-saat di mana kami mungkin harus sedikit tenang,” ungkapnya.
Bagaimana caranya agar skuad ini bisa kembali kembali ke jalurnya, jalur kemenangan, jalur juara?
Pertama dan terpenting, kata VVD, tetaplah rendah hati, teruslah bekerja, dan usahakan untuk menjaga kepercayaan diri setinggi mungkin, karena ketika Anda kalah, kepercayaan diri Anda memang bisa turun sedikit.
“Tapi intinya adalah tetap tenang. Kami baru saja melewati musim di mana segalanya luar biasa, semua orang memuji, positif, dan kami menjadi juara, semua orang juga mendukung kami. Ketika keadaan menjadi sulit, penting bagi kami untuk mempertahankan mentalitas yang sama, yaitu saling mendukung,” tukasnya.
Pemilik dua gelar juara Liga Skotlandia, dua juara Liga Primer, dua juara Piala Liga, sekali juara Piala FA, sekali juara Liga Champions dan sekali juara FIFA Club World Cup ini menggarisbawahi, musim ini masih panjang.
“Tentu saja mudah untuk terjebak dalam spiral negatif, tetapi kami harus terus bekerja, tetap rendah hati, dan meningkatkan diri sesegera mungkin, ketika ada kesempatan untuk menunjukkan kualitas dan memenangkan pertandingan,” ucapnya.
Namun kenyataannya, tambah Van Dijk, Liverpool baru saja mengalami empat kekalahan beruntun, “Dan kami ingin membalikkan keadaan sesegera mungkin.”
Satu-satunya hiburan di saat poin di atas MU tinggal tersisa dua angka, yakni masih ada laga Liga Champions di tengah pekan. Adapun MU tak punya hak di Liga Eropa dan sudah kehilangan kesempatan di Piala Carabao. Tinggal menanti jadwal FA Cup di awal 2026.
Sementara tim Liverpool bersiap berkemas ke Jerman menghadapi Eintracht Frankfurt, Kopites tak sabar menanti jadwal EPL Minggu dini hari pekan depan. Laga tandang The Reds bertemu Brentford yang diperkuat para mantan: Jordan Henderson, Caoimhín Kelleher, dan Fabio Carvalho.
Hidup dan pertandingan memang harus terus berjalan. Sebagaimana tulisan besar di jersey yang tadi dipakai melawan MU, sebagai penyemangat para perempuan muda untuk terus aktif di dunia olahraga: PLAY ON!
@jojoraharjo77, Mahkota Simprug, Senin dini hari, membayangkan Liverpool tak kalah lagi dari MU sembilan tahun ke depan. Play On!