Bersua dengan mantan mahasiswa saat dulu ngajar di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Menekuni dunia industri kreatif, jadi sosok di belakang layar dunia musik maupun grafis.
Awalnya Levy Varid Hardika menyapa dengan komentar di status ‘Cerita Instragram’, kemudian chat di Whats App dan berlanjut kopi darat. Kami bersua di Kantin Demokrasi DPR RI. Berteman seporsi mie yamin dan es teh manis.
“Ini kali kedua masuk gedung parlemen,” kenangnya. Pikiran Varid melayang saat ikut lomba band antar SMA. Ia pun terpilih sebagai salah satu bassist terbaik.
Saat itu, sembari kuliah di Ilmu Komunikasi UMN, Varid menekuni dunia entertain. Ia berada dalam tim ’Dua Kota’, penyanyi solo dan juga musisi multi-instrumen Gavin Susantio.
Musisi berpendidikan studi filsafat dan buku klasik dari Torres Honors College, Biola University, California dan S2 di Yale University itu engadaptasi cerita-cerita dari Great Books menjadi sebuah lagu. Great Books berisi cerita-cerita yang mengubah dunia dari segi literatur dan filsafat yang berasal dari Peradaban Kuno Yunani, Timur Tengah dan sebagainya, yang menjadi sumber untuk Dua Kota dalam menulis lirik dan juga membuat lagu.
Selain itu, Varid juga jago berdesain. Sebagai penggemar Liverpool, tim petahana juara Liga Inggris yang sedang naik turun nasibnya, ia suka membuat desain-desain soal skema tim dan lain-lain. Bahkan jasanya itu pernah dipakai seorang komentator sepak bola nasional sebagai pemanis tayangan konten Youtubenya.

”Saya percaya kalau bekerja keras, punya network luas, dan rendah hati, nanti nasib baik akan menyertai. Tahun yang berat ini pasti bisa kita lalui bersama,” kata pria asal Jakarta Utara yang baru menikah pertengahan tahun ini.
Maju terus, Varid… sukses selalu dalam kerja keras kita. YNWA!


