Kuliner Jogja: Filosofi Kopi Lesung

Usai Misa Natal di Gereja Stasi Seyegan di bawah proyek tol Jogja-Bawen, lanjut makan di Ndalem Kopi Lesung, dekat Pasar Ngino.

Lokasi makan ini relatif baru buka dalam hitungan bulan. Kami datang lebih cepat dari jam buka pukul sebelas pagi. Para pekerjanya nampak masih briefing harian menyambut tamu di hari libur.

Setelah jam buka resmi dimulai, menu pesanan diambil, dan makanan datang cukup cepat. Seperti menghapus kesan kurang asyik saat sehari sebelumnya makan di lokasi kuliner lain tak jauh dari situ: makannya prasmanan tapi terlalu lama menanti keluarnya minuman dan cemilan. Salah satu indikator tempat makan memang seberapa cepat pesanan disajikan pada pelanggan.

Ndalem Kopi Lesung sudah bisa ditemukan di Google Maps. Berada di area sawah Margoagung, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kami memesan aneka Ayam Goreng kampung, Bebek Super Empuk, dan juga Nila bakar. Untuk menu Nasi Goreng, Mie Godog, dan Magelangan baru bisa order di atas jam dua siang.

Tagline yang ditawarkan di konten medsosnya cukup menggugah: “Ndalem Kopi Lesung – tempat di mana waktu berjalan pelan, angin desa menyapa perlahan dan suasana tradisi membuat ingin selalu pulang.“

Ini memang bukan kafe ’Filosofi Kopi’-nya Ben dan Jody, tapi berbagai untaian kata penuh makna terpajang di dinding Ndalem Kopi Lesung.

‘Hidup Ini Seperti Secangkir Kopi di Mana Pahit dan Manis Bertemu dalam Kehangatan‘

‘Di Mana Bumi Dipijak Di Situ Kopi Diseduh‘

‘Tak Perlu Berlari Cukup Berjalan, Karena Hidup Adalah Perjalanan Bukan Pelarian’

‘Do Your Best and Forget The Rest‘

‘Tanpa Kerja Keras Ini Semua Omong Kosong’

’Work Hard Dream Big’

’Kalau Gagal Jadi Cowok Tampan Cobalah Jadi Cowok Mapan’

’Hidup Gini-Gini Aja, Kapan Gitunya’

Selamat menambah referensi tempat kuliner baru di Yogya…

Leave a Reply

Your email address will not be published.