Kemarin, datang ke kediaman Pak Endra Saleh Atmawidjaja di Jakarta Timur. Turut berduka atas berpulangnya ibu mertua.
Kamis pagi, dapat kabar berpulangnya ibu mertua Pak Endra, Ibu Hj. Ellis Alwi binti Arifin Sutan Sati pada usia 83 tahun. Mertua Pak Endra berasal dari Sumatera Barat, mantan dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI atau IKIP) Bandung.
“Beliau sudah dapat bonus umur dari Tuhan. Di Indonesia ini angka harapan hidup Indonesia hanya 63 tahun, kan,” kata Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan. sekaligus Juru Bicara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono itu.
Endra mengutip indikator Healthy Life Expectancy (HALE), yang merupakan rata-rata orang akan tetap hidup dalam kondisi sehat (bebas dari penyakit, konsekuensi dari terkena penyakit dan disabilitas).
Orang mungkin panjang umur tapi hidup lama dengan rasa sakit kepala, berjuang melawan kanker, terinfeksi tuberkulosis, maka kualitas hidupnya akan berkurang.
Berdasarkan data Global Burden of Disease Study 2019, rata-rata angka harapan hidup sehat (HALE) Indonesia itu 63 tahun pada 2019, lebih tinggi dibanding pada 1990 yang 56 tahun. Angka ini masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara G20 lainnya seperti Jepang (74), Australia (70), Cina (69), Amerika Serikat (65), dan Brasil (65).
Saya mengenal Pak Endra sekitar enam tahun lalu, saat kami berkolaborasi antara Kantor Staf Presiden dan Kementerian PUPR, terutama menarasikan pembangunan infrastruktur periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi. Pak Endra berlatar engineer murni, lulusan Teknologi Lingkungan ITB, lalu lanjut kuliah ke Perancis, dan Belanda. Tapi, ia merupakan pembelajar yang tekun di bidang komunikasi dan media.
“Awalnya, saya sampai googling apa itu artinya framing,” kisahnya mengenang masa-masa awal mendampingi Pak Bas. Kini, relasinya meluas begitu rupa. Dari para pemimpin redaksi media, sampai para pejabat dan karyawan teknis di ring satu.
Selamat terus semangat, Pak Endra…
