Salah satu daya tarik Yogya adalah Gunung Merapi. Tur dengan jip di kawasan sekitar gunung legendaris menjadi daya jual tersendiri bagi pengelola perjalanan wisata Kota Gudeg.
Melanjutkan cerita pagi di Kaliurang, Sleman. Dari Kopi Klotok kami lanjut ke atas. Di Taman Nasional Gunung Merapi, kami dibagi dalam puluhan jip. Karena total peserta outbound ini lebih dari150 orang, sementara satu jip diisi 4 orang, bisa dibayangkan hampir 40 jip berjajar menyambut kami.
Saya memilih duduk di belakang jip berwarna kuning. Panji, anak muda 20-an tahun, menjadi driver kami. Bersama Rifky, Krisna, dan Ryan, kami berteriak-teriak menikmati sensasi itu. Terutama kala perjalanan melewati liak-liuk di kawasan pertambangan galian pasir. “Kasih air, mas Panji, kasih air…” begitu arahan kami.
Maka, byuuuur… jip itu seperti ‘ngepot’ mengguyur kami.
Sekitar 30 menit Tur Merapi ini. Membangunkan adrenalin di pagi hari. Jogja memang istimewa. Mengubah duka mendalam dari erupsi Merapi 2006, 2010 dan letusan-letusan lain, menjadi pemberdayaan ekonomi yang menggerakkan potensi warga lokal.
