Molulo di Gedung Putih

Dari siang sampai malam di rumah Nur Alam.

“Itu namanya Tari Molulo. Kalau di Papua disebut Sajojo. Atau kalau di NTT…”

Belum sempat Nur Alam selesai bicara, saya menyergah, “Goyang Maumere!” Ia tersenyum membenarkan. Memang demikianlah. Tarian Molulo merupakan salah satu jenis kesenian tari tradisional dari daerah Sulawesi Tenggara, berasal dari Suku Tolaki.

Tarian ini dilakukan pada upacara-upacara adat seperti: pernikahan, pesta panen raya dan upacara pelantikan raja, yang diiringi oleh alat musik pukul yaitu gong. Tarian ini dilakukan oleh pria, wanita, remaja, dan anak-anak yang saling berpegangan tangan, menari mengikuti irama gong sambil membentuk sebuah lingkaran. Gong terdiri dari 2 macam yang berbeda ukuran dan jenis suara.namun saat ini di daerah perkotaan, gong sebagai alat musik pengiring tarian lulo yang digantikan dengan alat musik modern electone’.

Sepanjang hari itu, dari siang dan datang lagi saat malam, saya ada di ‘Gedung Putih’, sebutan bagi kediaman Gubernur Sulawesi Tenggara 2008-2017 itu di Kawasan Lepo-lepo, Kendari.

Ratusan orang hilir mudik masuk rumah. Merasakan kebahagiaan pemilik rumah yang baru saja “sekolah” di Lapas Sukamiskin, Bandung selama 6 tahun 6 bulan.  Sebagian menggunakan atribut khas, kaos yang dicetak khusus untuk menyambut ‘comeback’ sang pemimpin.

Dan tarian molulo seperti tak kenal henti. Tak hanya anak muda, nenek-nenek pun riang berdansa maju mundur.

Leave a Reply

Your email address will not be published.