‘Samantha Project’ Adi – Atha di Gerbang IKN

Berkesempatan mampir ke rumah sahabat di Balikpapan. Pasangan eks wartawan yang kini menekuni passion dunia fesyen.

Lukas Adi Prasetyo lebih dari 15 tahun jadi jurnalis Harian Kompas. Koran terbesar di tanah air. Kode tiga hurufnya PRA. Dari Yogyakarta, Jakarta, Sulawesi Selatan, dan kemudian mencintai penempatan di Kalimantan Timur. Sementara isterinya, Martha Nalurita alias Atha, pernah tiga tahun jadi jurnalis di awal-awal berdirinya Harian Jogja.

Kini, tak lagi menyandang status wartawan profesional, mereka berdua tinggal di sebuah perumahan nan tenang di Balikpapan, mengembangkan bisnis sesuai isi hatinya. Dunia jahit-menjahit.

”Menekuni bidang ini harus total,” kata Adi. Sore itu, saya berkunjung ke rumahnya. Mengamati rumah mungil bertipe 36 itu tertumpuk berbagai order jahitan. Dua anak praktik kerja lapangan dari SMKN 4, satu-satunya Sekolah Menengah Kejuruan di Balikpapan yang punya jurusan tata busana belajar menjahit di mesin jahit bermerk ‘Brother’ dan ‘Singer’.

Saat peringatan HUT ke-79 RI dipusatkan secara berbarengan di Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Jakarta, pasangan ini sempat merasa kewalahan.

”Pemesan jahitan datang dalam waktu mendadak. Semuanya minta hasilnya sempurna, karena tak ingin dapat kesan kurang bagus saat berdekatan dengan para pejabat. Syukurlah kami bisa menyelesaikannya tanpa mengecewakan customer,” kata Atha, perempuan kelahiran 9 Maret 1982 itu.

Branding ‘Samantha Project’ dipakai untuk meneruskan jenama serupa dari mendiang ibu Atha, Sri Suwantiyah, yang sejak 1968 mengawali usaha rumah jahit keluarga di Jalan Langenarjan Kidul, Kraton, Yogyakarta.

”Nama itu dipilih karena ibu penggemar Samantha Jones,” kenang Adi tentang penyanyi asal Liverpool, Inggris era 1960-an yang diidolakan ibu mertuanya. Nama serupa kini dipakai sebagai usaha modiste serupa yang dikelola dua kakak perempuan Atha.

”Pelanggan yang di Yogya kalau ke Balikpapan menjahitkan bajunya di sini. Begitupula sebaliknya. Dasarnya adalah kepercayaan, turun-temurun,” kisah pria yang selain pelaku UMKM juga musisi, blogger dan penulis lepas di Kaltim itu. Pasangan ini pun gencar berpromosi melalui media sosial Instagram @samanthaproject.

Baik Adi dan Atha mengakui profesi penjahit dianggap ketinggalan saat putaran zaman memasuki era Millennial dan Gen Z. Kurang inovasi dan minim pemanfaatan atas kekuatan jejaring media sosial. 

”Kami bisa pastikan, Samantha Project merupakan penjahit kekinian. Mencoba memberikan warna baru menggabungkan jasa penjahit, desainer, fesyen multimedia, dan media sosial,” ungkap Adi.

Leave a Reply

Your email address will not be published.