Selalu ada yang pertama untuk segala sesuatu. Saya baru kali pertama terbang di usia 25 tahun.
Senang bisa mengajak kawan baik, dulunya mahasiswa di kelas Komunikasi Atma Jaya, terbang untuk kali pertama. Rutenya Bandara Adisumarmo Solo ke Jakarta.
Di sore hari yang buru-buru. Dari takziah di Makam Sukoharjo, menuju laga timnas Indonesia vs Arab Saudi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan.

Airbus A-320 Batik Air dengan kode penerbangan ID 7367 mengantarkan kami dengan mulus. Satu jam 15 menit, diselingi turbulensi sesaat setelah mengangkasa di Jawa Tengah. Kapten M. Syakir menerbangkan pesawat berkapasitas 180 orang itu cukup terampil.
Kami tiba di gerimisnya Cengkareng cukup tepat waktu. Kecuali masalah ada pada pelayanan ground handling. Perlu waktu lama untuk membuka pintu pesawat, karena tangga Lion Air didatangkan dari tempat agak jauh.

“Maaf mas, agak pusing naik pesawat pertama. Wong ndheso, soalnya,” kata Iyan. Pria asal Sleman yang lahir besar di Bekasi itu.
Tenang saja, Yan, there’s always a first time for everything…
