Bertamu ke rumah adik di kawasan Parung Panjang. Tempat yang indah kalau sudah ada di rumah. Menuju ke sananya sungguh penuh perjuangan.
Yosafat Disti Okkaviano, 30, adik sepupu saya. Ocha panggilannya. Sudah lama tak bersua. Secara tak terencana kemarin main ke rumah baru pria yang punya talenta dan latar pendidikan bidang komunikasi visual ini.
“Datang saja, Mas. Saya lagi di rumah. Naik KRL lebih mudah,” ungkap anak muda yang bekerja di sebuah agency iklan kawasan Jakarta Selatan ini.
Samanea Hill nama perumahan itu. Lokasinya sudah masuk Kabupaten Bogor, meski jauh lebih dekat ke Tangerang daripada ke Cibinong, ibu kota kabupaten itu.

Menuju Samanea disarankan tidak menggunakan kendaraan pribadi. Banyak jalan rusak akibat siksaan truk over over dimension dan over loading. Bakal makan hati jika memaksa pakai mobil atau motor sendiri.

“Kalau lewat sini malam hari, perjalanannya perlu waktu dua kali lipat. Truk-truk penambang batu parkir berderet-deret, sehingga lalu lintas dua arah harus bergantian karena badan jalan termakan kendaraan besar itu,” urai urai videografer lulusan Universitas Multimedia Nusantara ini.
Saking pengalaman macet dan buruknya kualitas Jalan Sudamanik, Parung Panjang, Ocha pernah membuat konten itu di medsosnya. Bahkan, Kompas pun membuat essay foto berjudul: Jalan Yang Selalu Rusak di Parung Panjang.

Dari Stasiun Parung Panjang, Ocha memberi kode untuk menggunakan shuttle. Sebuah kendaraan minibus sekelas Hi-Ace atau Mercedes Sprinter yang biasa dipakai travel agent Jakarta-Bandung.
Sekitar 20 menit dari Stasiun Parung Panjang, sampailah ke Samanea Hill. Melewati beberapa perumahan kelas menengah politik. Modelnya asyik, salah satu desain karya arsitek Andra Matin yang lagi naik daun. Tertata rapi bak rumah-rumah a la negara maju. Tanpa pagar.

”Saya penghuni kedua di cluster Avilla ini,” kisah Ocha, ditemani anjing jantan pudelnya berusia dua tahun. Aneka mainan dan tanaman memenuhi rumah bertipikal simpel minimalis itu.
Cluster itu dijaga petugas keamanan yang dengan ramah menunjukkan di lokasi mana rumahnya. Akses pesan makan online mungkin agak susah, tapi ada tetangga yang bekerja sampingan jualan makanan ala resto. Rasanya lebih dari nikmat.

Sore itu, Ocha menjalankan kerja sampingan juga. Mengambil bahan jualan aneka minuman, utamanya kopi espreso.
”Lumayan, satu liter kopi bisa jadi beberapa cup. Dikemas ulang, banyak warga perumahan menyukainya,” ungkap Ocha.
Selamat sukses, mandiri, berjiwa wirausaha, dan maju terus meraih cita, Ocha!
