Misa Natal di Gereja Stasi Santo Thomas Seyegan. Gereja di bawah proyek Tol Bawen-Jogja. Sebelumnya, Misa Vigili di Stasi Bedog.
Semalam di 24 Desember sudah sah Natalan. Romo Malam Natal di Gereja Stasi Santa Lidwina Bedog -anak dari Paroki Hati Santa Perawan Maria Kumetiran menegaskan bahwa umat sudah ‘sah‘ mengucapkan Selamat Natal usai Misa Vigili pertama jam 17 itu.
“Setelah Konsili Vatikan II 1962-1965, Malam Natal secara resmi dianggap sebagai dimulainya perayaan liturgi Natal. Jadi, silakan ucapkan Selamat Natal kepada yang di samping Anda,“ kata Romo Dandy Bastian, CSsR.

Malam Natal di Bedog meriah. Kursi tambahan sampai didatangkan dari basemen gereja. Misa Vigili berlangsung dua kali di gereja Dukuh Jambon, Trihanggo, Gamping, Sleman yang tujuh tahun lalu, 11 Februari 2018 mendapat serangan teroris. Kala itu, seorang pria 23 tahun asal Banyuwangi -kemudian ditembak di tempat, dirawat di RS, divonis dan tewas tiga tahun kemudian- menyabetkan parang masuk ke lokasi misa. Melukai Romo asal Jerman Romo Karl Edmund Prier dan beberapa pengurus gereja.
Tapi, meski katanya sudah sah, tetap belum afdol jika hari Natal tidak bermisa pagi. Cari-cari info, akhirnya kami ke Gereja Stasi Santo Thomas Seyegan, anak dari Paroki Santo Yoseph Medari. Unik sekali gereja di Druju, Margodadi Seyegan ini berada di sisi pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Magelang-Bawen.
Pada sosialiasi pembangunan tol lima tahun lalu, Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY Krido Suprayitno menyatakan bahwa baik Gereja Stasi Santo Thomas Seyehan maupun SMK 17 ‘1‘ Seyegan di Mranggen tidak perlu direlokasi. “Tanah yang terkena pembebasan lahan tidak banyak, selain itu pembangunan Jalan Tol Seksi Junction Sleman-Banyurejo tidak terkait struktur bangunan,“ katanya.

Segmen Sleman-Banyureja melewati tujuh desa di tiga kecamatan dengan panjang sekitar 7,65 kilometer dan lebar 50 meter. Di Desa Margodadi ada sekitar 76 bidang tanah milik warga dengan luasan sekitar 55.478 meter persegi yang dibebaskan.
“Ada kearifan lokal saat pengerjaan jalan tol seksi ini. Kala misa berlangsung, pembangunan berhenti sejenak,“ terang Om Hariono, usai kami berjumpa di misa Natal pagi.
Misa Natal Gereja Santo Thomas dilayani Romo Yohanes Ari Purnomo, Pr. “Umumnya kita mengenal dua panggilan dalam dua sakramen. Menjadi imam atau menjalani hidup berkeluarga,” kata imam asal Klaten itu merujuk tema Natal KWI-PGI 2025: Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga (Matius 1:21-24).
Meski demikian, ada juga panggilan umum, jika seseorang tidak memilih jalur khusus imamat atau memilih hidup berkeluarga.
Mengambil bacaan Injil dari Yohanes 1:1-18, Firman Telah Menjadi Manusia, romo gondrong yang menjabat pengurus komisi komunikasi sosial Kevikepan Yogyakarta Barat itu mengingatkan agar tak lupa memelihara hubungan keluarga dengan cara-cara sederhana.

”Sampaikan Selamat Natal, I love you kepada pasangan dan anak-anak. Sampaikan juga maaf atas kesalahan, sebagaimana saya mohon maaf jika selama tujuh setengah tahun melayani di Medari dan Seyegan ini masih jauh dari sempurna,” ungkap romo youtuber pemilik akun Youtube ’Sang Khidir’ ini.
Karangan bunga dari Bupati Sleman Harda Kiswaya, Wakil Bupati Danang Maharsa dan Ketua DPRD Sleman Yohanes Gustan Ganda terpajang di depan. Pedagang kaki lima dan relawan turut bersukacita di luar gereja. Tepat di bawah tiang pancang pembangunan proyek tol itu. Ucapan terima kasih disampaikan kepada pemerintah desa, dukuh, Banser NU, Kwartir Pramuka, hingga Satgas PDI Perjuangan yang membantu lancarnya misa.
Kehangatan dan cinta tulus tulus dari warga memberi kesan besar mengikuti Misa Malam Natal dan Misa Natal di dua stasi gereja ndeso pedalaman Sleman.
Selamat Natal, Berkah Dalem.

