Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Sebelas Menuju Madrid

Buku keduapuluh dua Tere Liye yang saya. Judulnya ‘Sebelas’. Setebal 442 halaman. Membuka seloroh lama, “Masak sih dari sekian ratus juta penduduk Indonesia tak bisa menemukan sebelas pemain sepak bola terbaik yang bisa membanggakan Indonesia di pentas dunia?”

Ceritanya mengalir. Dari seorang bule dikejar-kejar imigrasi, menyusup ke lapangan bola, bertemu teman sekaligus rival lama, sampai membentuk tim menuju kejuaraan bergengsi U-17 di Madrid.

Continue reading “Sebelas Menuju Madrid”

’Daun yang Jatuh’ dan Kisah Malaikat Pengubah Hidup

Buku keduapuluh satu Tere Liye yang saya tamatkan. Genrenya roman. Tentang perjuangan hidup yang ‘too good to be true’. Dan tentang bagaimana seni mengungkapkan perasaan suka.

Judulnya ‘Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin’, 256 halaman tebalnya. Alurnya kilas balik. Maju mundur. Cerita dari dua bersaudara, Tania dan Dede. Bersama seorang ibu tunggal.

Continue reading “’Daun yang Jatuh’ dan Kisah Malaikat Pengubah Hidup”

Kisah Ghanta Meneliti Ilmiah Bonek 225 Km di Luar Surabaya

Bayoghanta Maulana Mahardika menuliskan ringkasan tesisnya dalam buku ’Awakdewe Iki Yo Bonek’, Ruang dan Identitas Pendukung Persebaya di Luar Surabaya. Hasil penelitiannya ke komunitas suporter pencinta Persebaya di Klaten, Sragen, dan Boyolali.

Ternyata Bonek -julukan supporter Persebaya, artinya bondo nekat, modal nekat- tak hanya kuat di Surabaya dan kota-kabupaten lain di Jawa Timur. Bonek tak hanya lekat di wilayah Arek dan Madura.

Continue reading “Kisah Ghanta Meneliti Ilmiah Bonek 225 Km di Luar Surabaya”

Kisah Tambang dan Teruslah Bodoh

Ini buku kedua puluh Tere Liye yang saya baca. ‘Teruslah Bodoh, Jangan Pintar’. Khusus bercerita tentang kompleksitas dunia pertambangan di Indonesia.

Alurnya unik, tapi khas kisah Tere Liye. Hanya dari ruang sidang komite berukuran 3×9 meter. Berisi tujuh anggota komite, masing-masing dua orang dari pihak pertambangan PT Semesta Minerals & Mining dan dua dari aktivis lingkungan. Kursi lain untuk saksi yang dihadirkan. Dengar pendapat maraton, sebelum dua pekan lebih kemudian memutuskan, apakah perusahaan itu diizinkan mendapat konsesi besar di negeri ini atau tidak.

Continue reading “Kisah Tambang dan Teruslah Bodoh”

Aroma Karsa, yang Istimewa dari Dee Lestari

Pufffff…. membaca novel setebal 702 halaman dari Dewi alias Dee Lestari hampir sebulan penuh. Menarik sih, kembali mengikuti alur cerita menarik bak nonton film. Seperti juga ’Supernova’, ’Filosofi Kopi’ ’Rectoverso’ dan ’Perahu Kertas’ itu.

Detail. Itulah kesan jika Anda membaca karya-karya Dee. Sejak membaca Supernova lebih dari 20 tahun silam, saya sudah terbiasa menyandingkannya dengan membuka kamus, mengkonfirmasi setiap menemukan kata-kata baru. Saat itu belum semudah ini kita mengecek diksi lewat google atau Chat GPT.

Continue reading “Aroma Karsa, yang Istimewa dari Dee Lestari”

Sepotong Hati Baru dan Kisah-Kisah Roman Penuh Haru

Buku kesembilanbelas Tere Liye yang saya baca. Kumpulan cerita pendek tentang perasaan cinta.

Ada delapan judul cerita pendek di sini. Masing-masing ’Hiks, Kupukir Itu Sungguhan’, ‘Kisah Sie Sie’, ’Sepotong Hati Yang Baru’, ’Mimpi-Mimpi Sampek-Engtay’, ’Itje Norbaja dan Kang Djalil’, ’Bila Semua Wanita Jelek’, ’Percayakah Kau Padaku?’ dan ’Buat Apa Disesali’.

Continue reading “Sepotong Hati Baru dan Kisah-Kisah Roman Penuh Haru”

Berjuta Rasanya, Tentang Seni Mengekspresikan Cinta Itu

Buku kedelapanbelas Tere Liye yang saya baca. Kumpulan cerita pendek tentang perasaan cinta.

Ada 15 judul dalam buku ini. Limabelas cerita. Diawali dengan ‘Bila Semua Wanita Cantik’. Cerita tentang seorang cewek yang minder karena kondisi tubuhnya. Tapi, kemudian dunia berbalik dan menumbuhkan standar kecantikan baru, bahwa “yang semula dianggap jelek” itulah yang kini bagus.

Continue reading “Berjuta Rasanya, Tentang Seni Mengekspresikan Cinta Itu”

Tentang Kamu, Tentang Sri Ningsih, Tentang Zaman Zulkarnaen, Tentang Memenangkan Kerasnya Kehidupan

Buku ketujuh belas Tere Liye yang saya baca. Bercerita tentang peliknya dunia hukum warisan, deskripsi bisnis rintisan era 1970-an, perjalanan ke berbagai titik di dunia, dengan bumbu kisah pemberontakan komunisme di tanah air.

Cerita berawal dari London, Pulau Bungin di Nusa Tenggara Barat, Surakarta, Jakarta, dan berakhir di Paris. Dibumbui titik-titik perjalanan lain sang tokoh utama.

Continue reading “Tentang Kamu, Tentang Sri Ningsih, Tentang Zaman Zulkarnaen, Tentang Memenangkan Kerasnya Kehidupan”