Mereka menamakan programnya ‘Djati’ alias Djelajah Tanah Air. Konsisten, bila dilihat saat Ujian Tengah Semester mata kuliah Editing dan Pasca Produksi Televisi Universitas Multimedia Nusantara (UMN) kelompok ini menampilkan olahraga ekstrim panjat tebing, kini ‘host yang belum pernah dipakai televisi manapun’ ini mengangkat permainan go kart di kawasan Pancoran. Inilah buah kerja keras Ane Hindana, Eka Erviana, Bernadeta Andika, Nadina Sabila, Ousty Paskalis, Elvina Rosita, Veny Nindia, Emil Wiliam, Ananda Tri, Thesar Metta.
Berkunjung ke Pulau Tidung
Kekuatan video perjalanan ke salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu ini ada pada konsepnya. Beauty shots, strong story. Tapi, bukan berarti tak ada kelemahan.
Perencanaan yang kuat menjadi kunci sebuah proyek peliputan. Termasuk untuk paket panjang perjalanan ‘You, Me, & The Sea’ dalam Ujian Akhir Semester mata kuliah Editing dan Pasca Produksi Televisi Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Bersebelas mereka menempuh perjalanan untuk menjadi sebuah kisah dalam program televisi tiga segmen: Svaradiva Anurdea, Arum Kusuma, Cosmas Bayu, Christina, Nadia Ayesha, Elisabeth Sonia, Johannes Doli, Ristania Tiara, Fellya Hartono, Aliefia Nada Malik, dan Cornelius Bintang.
Antara Serpong, Yogya, dan Batam
Video perjalanan dua mahasiswi dibawa ke dua destinasi wisata berbeda. Terlalu banyak menonjolkan wajah pembawa acara, daripada keindahan lokasi yang dituju.
Sepuluh mahasiswa dalam kelompok mata kuliah Editing dan Pasca Produksi Televisi ini mengemas tema travelling ‘Beautiful Indonesia’. Hanna Maria, Michael Riwoe, Eunike Olivia, Arvia Benita, Venny Firstyani, Putri Helena, Mizan Amalia, Ajeng Sri, Indriyana Milantika, dan Dwinita Mardani bersepakat menggabungkan pesona Yogyakarta dan Batam dalam sebuah rangkaian cerita.
Menemukan Hawaii dan Jepang di Pantai Indah Kapuk
Program Travy alias Travelling to The City mengupas tuntas sisi terdalam sebuah kawasan. Menampilkan pusat kuliner di Jakarta Utara, inilah hasilnya dalam 3 segmen.
Yang patut dipuji dari kelompok ini yakni konsistensi konsep, dari Ujian Tengah Semester hingga Ujian Akhir Semester mata kuliah Editing Pasca Produksi Televisi Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Aprilia Josephine, Noviana, Meivi lsnihijah, Nesya, Amelita Risa, Devy Agita, Melisa Mulyasari, Anggie Cyndia, Sofie Chandra dan Eunike Iona mengangkat tema ‘Travy’ dengan destinasi berbeda. Kalau pada UTS lalu mereka mengubek-ubek Tangerang, kali ini tim bergeser ke Jakarta Utara.
Continue reading “Menemukan Hawaii dan Jepang di Pantai Indah Kapuk”
Sejuta Pesona di Parijs van Java
Selalu ada yang baru kalau kita berkunjung ke Bandung. Itulah yang juga coba dijual dari paket feature ini. Harusnya lebih meminimalkan munculnya ‘momen monoton’. Kurang ‘element of surprise’ dan terkesan ‘sambil lalu’.
Video feature garapan Ebryan Ardi Kusuma, Rionaldo Timothy, Benedict Elmo, Yoshi Wiratama, Natanael Wahluya, Radiannanda Suharto, Den Zito Willin, Irfan Fadli dan Henrikus Yohanes Nono dikemas dalam model cerita. Elmo dan Pace bertemu untuk menjelajahi beberapa destinasi unik di Bandung.
http://www.youtube.com/watch?v=tK1SjOh-tAg
Memprofilkan Dosen Penuh Kesederhanaan
Feature ini mengangkat profil seorang tokoh. Idenya menarik, sayang kurang mengeksploitasi visual-visual cantik yang menggambarkan sisi personal Pius Pope.
Di antara kawan-kawannya peserta mata kuliah Feature Media Siar Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Tri Handelaswan, Yosephina Indah, Alvian Eka Putra, dan Satria Yudha punya gagasan cemerlang dalam mengerjakan ujian akhir semester Feature Media Siar.
Mereka memilih memprofilkan orang, atau mengangkat seorang tokoh. Proximity alias kedekatan tokoh yang diambil oke juga, karena hampir semua mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi UMN pasti mengenalnya: Pius Pope, seorang dosen senior mata kuliah radio. Pria yang juga dikenal sebagai penyiar serta instruktur vokal ini dipilih karena keunikannya, serta semangat juang, seorang pria 76 tahun tapi masih aktif berkarya.
Sensasi Gambar Melayang dari Feature Paralayang
Nilai jual feature ini ada pada gambar udara saat reporter beratraksi gantole. Ada beberapa catatan mendasar untuk perbaikan.
Dikemas dalam Exspo alias Extrem Sport, karya feature sebagai pengerjaan Ujian Akhir Semester mata kuliah Feature Media Siar Universitas Multimedia Nusantara ini mengambil lokasi di kawasan Puncak, Jawa Barat.
Continue reading “Sensasi Gambar Melayang dari Feature Paralayang”
Tiang Penting di Tangerang
Ini juga liputan tentang seni, tak beda dengan kelompok sebelumnya yang memotret galeri seni di Bandung. Bedanya, dengan gaya bertutur, Galeri Tiang lebih ‘bercerita’.
Tak sengaja bertopik hampir sama dengan Galeri Sarasvati, kelompok yang digawangi Vony Darmanto, Fathania Baiqilla, Bilqis Naufi, Ageng Putra Kusdinar, Nikolaus Harbowo, dan Steven memilih profil galeri seni. Tak usah jauh-jauh ke Bandung, tim Ocol mengekspose Galeri Tiang yang sangat kondang di Tangerang. Selain terkenal karena sering mengisi berbagai acara, off air maupun on air di media elektronik, komunitas seni ini pernah menjadi sorotan saat diobrak-abrik Satpol PP Kota Tangerang.
http://www.youtube.com/watch?v=gUxqCkEYG68
Goyang Goyang Museum Layang Layang
Feature yang memprofilkan sebuah destinasi tak biasa. Kelebihannya, host yang partisipatif, membuat layang-layang dalam waktu singkat.
Kelemahan video UAS Feature Media Siar kelompok ini langsung terlihat pada detik pertama tayangannya. Gambar pembuka, yang menampilkan halaman depan Museum Layang-Layang tampak goyang. Penguasaan kamera yang stabil menjadi kuncinya. Perhatikan, apakah cukup pakai handheld atau pada situasi-situasi tertentu mutlak menggunakan tripot.
Memotret Galeri Seni Tapi Kurang Sentuhan Seni
Feature kelompok ini menampilkan profil sebuah galeri seni. Namun, sentuhan pengerjaannya kurang rapi, kurang memiliki nilai seni.
Maksud kelompok ini mengerjakan Ujian Akhir Semester mata kuliah Feature Media Siar Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dengan ‘menjual’ sebuah lokasi seni di kota kembang. Sayang, jauh-jauh meliput ke kawasan Sudirman, Bandung, karya mereka lemah dalam eksekusi dan pasca produksinya. Suara musik latar terasa menumpuk pesan yang sebenarnya disampaikan. Instalasi seni yang coba diangkat, kurang diekspos secara mendalam.
Continue reading “Memotret Galeri Seni Tapi Kurang Sentuhan Seni”