Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Orlando, Florida: Disney World, Cerita untuk Einzel dan Kirana

Berkelana ke salah satu taman bermain terbesar di dunia tanpa anak-anak, apa enak?

Uji nyali Splash Mountain. Adrenalin terasa saat perahu terjun bebas.

Einzel dan Kira, apa kabar anak-anakku di Ciledug?

Sepanjang Minggu (11/3) pagi sampai malam tadi, ayah berkunjung ke Walt Disney World Resort, atau biasa disebut Disney World Orlando, Florida. Selain di Florida, taman bermain Disney antara lain ada di California, Paris, Shanghai, Tokyo, dan Hongkong.

Einzel dan Kira, ayah beruntung bisa menikmati Disney World seluas 121.7 km2 tanpa harus keluar duit. Acara ini memang bagian dari culture activity selama ayah mengikuti International Visitor Leadership Program (IVLP) 2012, undangan dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat. Seandainya harus bayar, maka tiket untuk masuk menikmati aneka wahana di Disney World selama sehari sebesar 85$ untuk dewasa, dan 79$ untuk anak di bawah 10 tahun. Bayangin aja, duit segitu bisa buat masuk ke Taman Mini atau Dunia Fantasi Ancol selama berapa kali, tuh?

Continue reading “Orlando, Florida: Disney World, Cerita untuk Einzel dan Kirana”

Orlando, Florida: Welcome to The Sun City

Pindah state, pindah kota, pindah hotel. Satu lagi: pindah kondisi cuaca.

Peta negara bagian Florida, pantai selatan AS. Orlando di tengah, Miami di bawah.

Berbeda dengan perjalanan saya sebelumnya, dua setengah jam penerbangan dari Bandara Ronald  Reagan Washington DC menempuh US Airways diwarnai sedikit kegelisahan. Mungkin bagi para frequent flyer insiden pesawat menghantam mega tergolong biasa, tapi bagi saya, goncangan-goncangan keras seperti itu tetap saja butuh doa dan ketabahan tersendiri. “Jojo, we are in the happening now,” kata Leung, kawan seperjuangan saya sesama peserta International Visitor Leadership Program (IVLP) dari Hongkong.

“Pesawat akan menabrak awan, please remained be seated, tetap kenakan sabuk pengaman, tetap matikan semua alat elektronik,” begitu kira-kira seruan pilot Boeing 737-400 kami. Dan, dus.. dus.. dus… tepat seperti peringatannya, burung besi kami seperti menerjang sesuatu. Naik, goyang, turun, goyang, naik, turun, sampai semua terasa tenang saat captain berucap, “Welcome to Orlando…” Pendaratan disiapkan, dengan bujuran pantai terlihat di bawah.

Continue reading “Orlando, Florida: Welcome to The Sun City”

Washington DC: Bye-Bye, The Ekspensive City

Banyak kenangan tertinggal di ibukota negara. Entah, akankah kembali lagi…

Mampir ke kantor The Washington Post. Bertiras 500 ribu eksemplar, kini kembangkan layanan multimedia.

Dari Sabtu ke Sabtu. Itulah jadwal saya mengikuti International Visitor Leadership Program (IVLP) 2012 di Washington DC. Di antara rangkaian destinasi selama tiga pekan, waktu 7 malam di ibukota memang yang paling panjang. Tak salah, karena di DC tersebar kantor pusat pemerintahan, partai, lembaga riset, dan surat kabar terpandang di Amerika Serikat. Selama di DC pula, kami dapat “bonus” mampir ke state tetangga, Virginia dan Maryland, termasuk nonton Super Tuesday nan bersejarah.

Banyak kenangan unik, lucu, tapi ada juga yang membuat muka masam. Riang, ketika saya berteriak-teriak di tengah jalan Pennsylvania Avenue menuju markas National Press Club.

“Washington, Washington, dreaming, dreaming!” seruku.

“Ada apa, Jo?” kata kawan-kawan.

Continue reading “Washington DC: Bye-Bye, The Ekspensive City”

Maryland: Galau Jum’at Pagi

Akhir pekan pertama di Amerika, dapat kabar sedih dari rumah.

Kafe unik di kampus jurnalistik University of Maryland. Mengenang romantisme mahasiswa.

Terimakasih buat mbak Gali, isteri mas Helmi Johannes, yang sudah memberikan kartu telpon murah sehingga bisa dipakai telpon lintas negara dengan praktis dan hemat. Tak ada yang lebih menyenangkan selain Jum’at pagi ini bisa menelpon ke rumah, dan mendengarkan Einzel, jagoan 4 tahun saya, berteriak, “Ayah lagi ngapain di sana?”

Continue reading “Maryland: Galau Jum’at Pagi”

Virginia: Kangen Nasi, Main ke Pentagon City

Three weeks without rice? Noway.

Menu sarapan sehari-hari di hotel. American breakfast with bacon.

Salah satu masalah besar saat kita berada jauh dari tempat asal adalah adaptasi dengan makanan. Bagi sebagian besar orang Indonesia, tidak bertemu dengan nasi sebagai menu makan utama termasuk problem utama itu. Di sini pun saya mengalalaminya. Hotel tempat menginap di Washington DC memang menyediakan sarapan pagi, tapi paketnya bernama American atau Continental Breakfast .

Continue reading “Virginia: Kangen Nasi, Main ke Pentagon City”

Virginia: Apa Lagu Tema Kemenangan Anda?

Menjadi saksi sejarah nonton babak penting Pemilu Amerika Serikat.

Berkunjung ke TPS di Virginia. Primary election Partai Republik.
Berkunjung ke TPS di Virginia. Primary election Partai Republik.

Selasa (6/3) kemarin bukan sembarang Selasa. Orang Amerika menyebutnya “Super Tuesday”, saat 10 negara bagian serentak mengadakan pemilu pendahuluan (primary atau kaukus) sebagai salah satu tahapan penting menuju Pilpres, 6 November mendatang. Super Tuesday kali ini dikhususkan bagi para pendukung Partai Republik, dengan tujuan mengerucutkan satu nama kandidat presiden mereka.

Continue reading “Virginia: Apa Lagu Tema Kemenangan Anda?”

Washington DC: Hawa Dingin, Jetlag, dan Budaya Tip

Hari resmi pertama di DC, belajar macam-macam adaptasi.

Nama resmi peserta. Delegasi yang kedinginan.
Nama resmi peserta. Delegasi yang kedinginan.

Setelah Sabtu baru masuk hotel malam hari dan Minggu diisi acara jalan-jalan ‘Washington DC City Tour’, Senin (5/3) inilah acara sebenarnya International Visitor Leadership Program (IVLP) 2012 bertema Peliputan Pemilu di Era New Media dimulai. Mengecek internet, awal pekan ini suhu berkisar 1 koma sekian derajat Celcius.

Continue reading “Washington DC: Hawa Dingin, Jetlag, dan Budaya Tip”

Washington DC: Pelajaran Kejujuran Kota Metropolitan

Menelusuri ibukota, menapaki sejarah panjang negara penuh kisah.

Berlatar Capitol Hill, dari lantai 6 Newseum. Pemandangan terbaik di Washington DC.

Dalam tulisan di Bandara Detroit kemarin, saya mengungkapkan pemeriksaan dokumen imigrasi maupun seluruh isi tas Eiger aman-aman saja melewati ketatnya petugas Custom and Border Protection di bandara pertama masuk Amerika Serikat. Seluruh isi tas ransel harus saya keluarkan, mulai notebook, kamera, sampai flexy yang mati. Begitupula sabuk dan sepatu mesti dilepas. Adapun tas koper, yang beratnya 17 kg dari kuota perjalanan 23 kg, begitu saya temukan langsung dilempar menuju ke bagasi penerbangan Detroit-Washington DC.

Continue reading “Washington DC: Pelajaran Kejujuran Kota Metropolitan”

Detroit, Michigan: Belanja Pertama, Adaptor Plug Kaki Tiga

Welcome to America. Suhu satu derajat dan disambut berita tornado.

Di kafe terminal bandara. Di luar, suhu 1 derajat Celcius, gimana ya rasanya?

Tepat tengah hari waktu Detroit, Boeing 767-200 yang menerbangkan saya dari Hong Kong mendarat dengan mulus. Usai sudah perjalanan 14 jam, mengarungi lebih dari 11 ribu kilometer di atas langit Tokyo, Rusia, Alaska, hingga mendarat juga di belahan tengah utara Amerika Serikat. Jadilah, kini saya transit sekitar 6 jam, sebelum melanjutkan penerbangan menuju Washington DC.

Continue reading “Detroit, Michigan: Belanja Pertama, Adaptor Plug Kaki Tiga”

Terbengong-bengong di Hong Kong

Menghirup udara Hong Kong, meski tak boleh keluar bandara.

Hong Kong International Airport. Sepuluh besar bandara tersibuk di dunia.

Good Morning, Hong Kong! Dalam perjalanan panjang menuju Amerika, pagi ini saya transit sekitar 5 jam di Hong Kong International Airport. Tak bisa keluar bandara, karena selain saya tak paham Hong Kong, juga mesti berurusan dengan administrasi transfer pesawat dari Cathay Pacific ke Deltas Air Lines. Pindah counter check-in di bandara semegah ini saja sudah membingungkan, mesti menggunakan kereta tanpa masinis, yang mereka sebut sebagai automated people mover. Belum lagi, bahasa Inggris khas dialek Hong Kong kadang membuat frustrasi, terutama saat keluar jawaban, “I am not sure, i am not sure…”

Continue reading “Terbengong-bengong di Hong Kong”