Kayaknya baru kemarin lahir. Sekarang Einzel sudah lulus SD.
Menapak jenjang baru di high school.
Teruslah berkembang dalam Tuhan, my son. Continue reading “Happy Graduation, Son!”
"the future belongs to those who believe in the beauty of their dreams, masa depan adalah milik mereka yang percaya kepada keindahan mimpi-mimpinya.."
Kayaknya baru kemarin lahir. Sekarang Einzel sudah lulus SD.
Menapak jenjang baru di high school.
Teruslah berkembang dalam Tuhan, my son. Continue reading “Happy Graduation, Son!”
Pengalaman melepas anak di hari pertama sekolah selalu menimbulkan keharuan tersendiri.
Berita televisi di awal tahun ajaran baru menyajikan fenomena unik, khususnya dari desa dan kampung di pelosok nusantara. Pada hari pertama sekolah, anak-anak SD selalu bangun dini hari. Subuh mereka sudah ada di gerbang sekolah. Apa tujuannya? Berebut bangku. Jika tak datang pertama, mereka terancam tak mendapat posisi duduk terbaik sepanjang satu semester ke depan dan harus rela ada di deret belakang kelas. Sebuah sistem atau pola pembelajaran yang patut dikritisi. Tapi apa boleh buat, itulah faktanya. Sejak kecil mereka sudah diajar berkompetisi, bahwa hidup itu keras. Dan semua dimulai dari bangun pagi.
Apakah belajar bahasa asing bagi anak usia 6 tahun dinilai terlalu membebani?
Coba ingat-ingat, usia berapa anda kali pertama akrab dengan Bahasa Inggris secara serius? Bukan hanya karena kebetulan mendengar lewat film atau lagu dengan bahasa asing kedua yang paling banyak digunakan di dunia itu –setelah bahasa Mandarin, tapi benar-benar menghapal setiap perbendaharaan kata, belajar mengucapkan salam, dan lain-lain.
Saya terkenang, menjadi intim dengan Bahasa Inggris baru saat kelas 6 SD. Saat itu, Bahasa Inggris belum diajarkan di jenjang sekolah dasar. Seorang perempuan yang berbaik hati, kawan dari orangtua kawan saya, menjadi pahlawan masa kecil, karena memberikan kursus Bahasa Inggris secara gratis. Awalnya, lebih kepada pengenalan nama benda secara sederhana, sampai kami mencoba berani bicara in English.