Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Penting, Pertanyaan yang Menohok

Wawancara ke narasumber bukan hanya asal wajah nongol dan terekam recorder, tapi juga menampilkan kualitas pertanyaan yang bagus.

Ignatius Fajar Santoso on-cam di tengah kerumunan buruh di Bundaran Hotel Indonesia. Di antara reog dan para pekerja yang berkeluh, ia muncul dengan penuh semangat.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=iXbQ_R3a2GM]

Sayang, saat bertemu dengan Marsun, perwakilan buruh yang dijumpai, Fajar kurang ‘greng’ saat bertanya, “Dalam rangka memperingati Hari Buruh ini, apa tanggapan Bapak?”

Alamaaaaak.. pertanyaan macam apa itu kawan? Berpikirlah membuat pertanyaan yang ‘nendang’, kuat dan berani membuat narasumber terbelalak. Ingat, dalam reportase, narasumber dan jurnalis adalah sejajar. Tidak salah kalau Fajar mengajukan pertanyaan yang membuat Marsun terhenyak. Misalnya, “Tahun lalu buruh Jakarta sudah mendapat kenaikan upah 40 persen. Tidak cukupkah kenaikan sefantastis itu?” atau “Hari Buruh sudah jadi hari libur, BPJS sudah ada sebagai jaminan kesehatan, apa lagi sih yang kurang, kok demo-demo?”

Kesan liputan nyata

Bagi Fajar, proses peliputan May Day menjadi sarana untuk belajar bagaimana menjadi seorang jurnalis di tengah demokrasi Indonesia yang memunculkan banyak peristiwa. “Termasuk aksi hari buruh yang sudah pasti memiliki nilai berita, karena banyak dari masyarakat Indonesia berprofesi sebagai buruh,” katanya.

Fajar berkisah, ia banyak mengalami kesalahan saat stand-up, sehingga harus diulang berkali-kali. “Namun semua itu justru menjadi cambuk bagi saya untuk belajar menjadi reporter yang lebih baik,” kata Fajar yang menggunakan kamera DSLR, microphone khusus dan laptop untuk mengedit.

Leave a Reply

Your email address will not be published.