Ketika Rabu 1 Mei 2019 kemarin jalan-jalan bersama keluarga di kawasan Grand Indonesia dan menyeberang jalan Thamrin-Sudirman melewati aksi buruh dalam jumlah besar, Kirana bertanya.yah, kenapa sih kalau 1 Mei ada demo?”
Pilih Mana, Prabowo Capres di Senayan, atau Moeldoko Terima Buruh di Istana?
Ini perayaan Hari Buruh atau May Day yang unik. Di Istora Senayan, para buruh di bawah komando Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia arahan Said Iqbal mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden Indonesia 2019. Lengkap dengan paket permintaan Said Iqbal sebagai Menteri Tenaga Kerja jika Prabowo terpilih sebagai presiden.
Continue reading “Pilih Mana, Prabowo Capres di Senayan, atau Moeldoko Terima Buruh di Istana?”
Meliput May Day yang Diblokade
Liputan aksi Hari Buruh yang terasa berbeda, karena para pengunjukrasa tak boleh mendekati Istana Merdeka.
Berbeda dengan kebanyakan mahasiswa yang memilih boyband Korea BTS sebagai topik Ujian Akhir Semester mata kuliah Jurnalistik Televisi Universitas Multimedia Nusantara, tema berbeda diambil Cindy Hienarta, Sarah Elizabet, Pricilia Indah Pratiwi, Silvia Veronika, Nathania Kinanti dan Utari Rahadi.
Belanjaan Kuat, Satu Masalah Selesai
Kekuatan karya ini ada pada visual-visualnya yang kaya dan kuat. Tentu masih ada kelemahan atau sisi minus. Misalnya, gaya presenter yang kurang luwes dan wardrobe reporter di lapangan.
Joseph Christhoper, Sigit Triantoro, Joshua Christian, Kevin Sumarlie, dan Farel Yendi, berlima mereka meliput May Day atau peringatan Hari Buruh 1 Mei 2017 di kawasan Thamrin hingga Medan Merdeka Barat. Bekerja keras demi project Ujian Akhir Semester mata kuliah Jurnalistik Televisi Universitas Multimedia Nusantara.
Ada ‘Munir’ Kecil di Liputan May Day
Liputan Hari Buruh yang eksplosif. Visual kaya dan reporter yang percaya diri.
Ahmad Resnu, Aras Jatiatmaja, Bagas Indra, Gulman Azkiya, Mardinal Afif, dan Rizky Bagus memilih topik ‘May Day’ alias pestanya kaum buruh sebagai topik project akhir mata kuliah Jurnalistik Televisi Universitas Multimedia Nusantara. Kekuatan ada pada visual yang beragam serta live report yang penuh percaya diri.
“Kami Buruh Bukan Budak”
Ini contoh karya jurnalistik televisi yang komplet. Ada live, paket, wawancara dan juga grafis. Mari belajar dari kekurangan, bukan hanya kelebihannya.
Sembilan orang dalam kelompok ini -Bunga Dwi, Apriana Nurul, Randeska, Stella Hardy, Bertold Ananda, Elisa Kartika, Diva Maudy, Brigita Eveline, Andina Kamia- mencoba menyajikan karya akhir mata kuliah Jurnalistik Televisi Universitas Multimedia Nusantara dengan semaksimal mungkin. Diawali dengan bump in menawan, menonjolkan audio dari natural sound serta footage-footage berisi tuntutan buruh di antaranya poster bertuliskan ‘Stop PHK Massal’ dan ‘Kami Buruh Bukan Budak’.
Indonesia Lebih Dekat yang Terlalu Singkat
Kemasan berita liputan Hari Buruh dikemas dalam dua live report. Sayang, terlalu singkat.
Lima orang bekerjasama dalam kelompok ini – Nabila Muniva, Bidara Deo Pink, Kevin Handoko, Marcella Ingrid, dan Arnold Agustinus- mengerjakan take home test berupa project liputan May Day mata kuliah Jurnalistik Televisi Universitas Multimedia Nusantara.
Continue reading “Indonesia Lebih Dekat yang Terlalu Singkat”
Lima Srikandi Terjun ke Medan Aksi
Suasana bak berita televisi profesional disajikan lima mahasiswi ini, baik di ruang siaran maupun gambar-gambar peliputan. Masih ada kekurangannya, tentu saja.
Mereka berlima perempuan semua. Masih semester empat dan enam Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara. Namun, karya akhir mata kuliah Jurnalistik Televisi yang digarap Arfyana Citra, Bonita Widi , Margaretha Sembiring, Shanaz Marthy Utami dan Vividha Jati lumayan keren. Bak pekerja media beneran. Tentu saja, tak ada gading yang tak retak.
Percaya Diri, Bekal Reporter Live
Kerja keras mereka ‘belanja gambar’ liputan Hari Buruh patut diapresiasi. Tinggal memoles masalah ‘kesepakatan’ dalam urutan penyajian berita.
Project Ujian Akhir Semester mata kuliah Jurnalistik TV Universitas Multimedia Nusantara berupa satu segmen berita termasuk liputan live dari aksi May Day 2016 ini dikerjakan oleh Ramadhan Sultan, Erwin Halimuci, Nicholas Laurencius, Karisma Indrajayanti, Jhonathan Areasta, Devina Aureel dan Rio Ebenhezer.
Jangan Remehkan Peralatan saat Proses Produksi
Dalam proses jurnalisme televisi, tiga bagiannya tak terpisahkan dan tak kalah penting. Pra-produksi alias perencanaan, produksi saat peliputan, dan pasca-produksi saat editing dan pengemasan berita.
Mengerjakan tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Jurnalistik Televisi berupa siaran dan liputan Hari Buruh, mereka hanya berempat: Vivi Melyan (anchor), Daniel Cahyadi (reporter), Kelvin Layzuardy (reporter) dan Andreas Fan (reporter). Tatanan yang kelompok ini sebenarnya sudah kuat dan ciamik, sampai kemudian tersadar, ada masalah cukup mengganggu yang kemungkinan besar disebabkan kekurangcermatan pada proses eksekusi liputan maupun editing.
Continue reading “Jangan Remehkan Peralatan saat Proses Produksi”