Menjadi saksi sejarah nonton babak penting Pemilu Amerika Serikat.

Selasa (6/3) kemarin bukan sembarang Selasa. Orang Amerika menyebutnya “Super Tuesday”, saat 10 negara bagian serentak mengadakan pemilu pendahuluan (primary atau kaukus) sebagai salah satu tahapan penting menuju Pilpres, 6 November mendatang. Super Tuesday kali ini dikhususkan bagi para pendukung Partai Republik, dengan tujuan mengerucutkan satu nama kandidat presiden mereka.
Saat ini, partai berlambang gajah yang kerap disebut Grand Old Party (GOP) itu memiliki empat bakal calon presiden, yakni mantan Gubernur Massachusetts dan taipan ekuitas Mitt Romney, eks senator Rick Santorum, mantan Ketua DPR Newt Gingrich, dan eks anggota kongres Ron Paul. Salah satu dari mereka diharapkan keluar sebagai calon tunggal untuk menantang incumbent Barack Obama, yang secara bulat menjadi jagoan Partai Demokrat maju sebagai capres masa jabatan 2013-2016.
Di antara 10 negara bagian yang menggelar pemilu pendahuluan itu, saya dan rekan-rekan peserta IVLP 2012 mendapat kesempatan nonton coblosan di Virginia, negara bagian tetangga Washington DC. Sekitar 1 jam perjalanan, sampailah kami di Prince William County, semacam kabupaten di Virginia, menuju kantor KPU setempat sekaligus meninjau salah satu tempat pemungutan suara yang buka mulai jam 6 pagi sampai jam 7 malam.
Dalam perjalanan sekitar 50 kilometer melewati jalan tol Lee Highway, agar tidak bosan, diputar sebuah CD di mobil Award Limo kami. Cakram digital itu berisi 15 lagu yang menjadi tema kampanye pemenangan beberapa kandidat presiden dari berbagai pilpres. Menjadi menarik, karena hampir setiap calon memiliki lagu tema dalam kampanyenya, baik lagu itu dibuat secara khusus, atau diambil dari lagu kondang musisi beken.
Barack Obama tercatat paling banyak memiliki lagu kampanye. Ada tiga lagu pada pilpres 2008, termasuk sebuah komposisi berjudul “Barack Obama” yang dibuat Cocoa Tea, penyanyi regae asal Jamaika. Adapun dua lagu yang identik dengan kampanye Obama 2012 yakni “Let’s Stay Together” nya Al Green dan “Sweet Home Chicago” dari The Blues Brothers, merujuk pada negara bagian tempat Obama banyak berkarir.
Sementara itu, kalau Anda penggemar Bruce Springsteen, mari ber-rock and roll dengan lagu “Born in The USA” yang sempat menjadi pengiring kampanye Ronald Reagan (1984) dan George Bush (2004). Di era yang lebih jadul, John F. Kennedy pernah memplesetkan lagu “High Hope” nya Frank Sinatra pada pilpres 1960.
Adapun “Don’t Stop” yang dipopulerkan Fleetwood Mac ramai dibawakan di panggung kampaye Bill Clinton (1992) serta Al Gore (2004 dan 2008). Pada pencalonannya kali ini, sempat gagal pada pilpres 2008, Mitt Romney memilih lagu “Born Free” dari Kid Rock sebagai penggambaran kelas menengah Amerika yang identik sebagai golongan pekerja keras.
Pilpres Indonesia

Bagaimana dengan di Indonesia? Tentu Anda tak lupa, kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono pada pilpres langsung pertama pada 2004 tak lepas dari iringan lagu “Pelangi di Matamu” nya Jamrud. Di zaman belum produktif mengeluarkan album sendiri, capres SBY tak malu-malu memakai lagu pop yang lagi ngetrend.
Pada masa pilpres keduanya, SBY terilhami “Sempurna” nya Andra and The Backbone, yang mengantarnya menang satu putaran langsung. Tak hanya lagu, tim sukses SBY Fox Indonesia juga menyertakan jingle mie instan yang diplesetkan.
Nah, setiap upaya pemenangan memiliki jingle dan lagu tema sendiri. Apa lagu yang selalu terngiang-ngiang mengiringi perjuangan keseharian hidup Anda? Silahkan diputuskan. Kalau Anda merasa cukup mengenal saya, pasti tahu nomer ponsel saya yang cantik itu. Telponlah, maka akan terdengar lagu tema saya dari KLa Project. Jangan khawatir, ponsel itu dipegang isteri saya, Agriceli, di Ciledug, dan tak saya bawa menyeberang benua.
By the way, konon saat ini banyak politisi sukses, PNS muda dengan rekening gendut dan pegawai pajak pengemplang uang rakyat memakai lagu “Jangan Menyerah” D’Masiv sebagai tema kehidupan. Hanya saja, liriknya mereka ubah, “Syukuri Alphard yang ada, hidup adalah anugerah… Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik…”
Salam Rabu pagi dari kamar Hotel River Inn, Washington DC.
keren neh jo pengalamannya 🙂 tentu saja tulisannya juga. sampai kapan di washington dc?
waduh, dibaca peliput kampanye beneran neh, ndak enak jadinya…
di DC sampai 10 maret aja. di US sampai 24 maret. sebenarnya ama pihak pengundang (kemenlu AS dan embassy) dilarang kirim berita, karena visanya J-1 pertukaran bukan working permit. ya, semoga ngeblog aja gak disemprit…
Enggak nyangka dulu waktu di SMA tak anggep wong gendeng gaweane nyambung head line berita,saiki gendeng tenanan wis dolan nang US sipppppppp Tenan Koe Jo