Perubahan adalah jualan Obama pada 2008. Perubahan juga yang menjadi kunci Romney untuk coba menjatuhkan Obama.
Gaya dan isi pidato kampanye kandidat Presiden Amerika Serikat, terutama pada hari-hari terakhir menjelang pemungutan suara 6 November, kian menarik dicermati. Di sinilah kedua kandidat mencoba mempengaruhi para calon pemilih, di detik-detik akhir keputusan, terutama pada mereka yang selama ini dikenal sebagai swing voters alias pihak yang belum memiliki keputusan politik secara pasti.
“The question of this election comes down to this: do you want more of the same or do you want real change?” itulah kalimat pertanyaan kunci yang diajukan Mitt Romney pada kampanye-kampanye akhirnya di Wisconsin, negara bagian yang dimenangkan Barack Obama pada Pilpres 2008.
Change, Perubahan, menjadi senjata utama Barack Obama untuk merebut simpati rakyat AS setelah dua periode dipimpin Presiden Republikan, George Walker Bush. Foto diri mozaik potret Obama empat tahun silam pun menjadi simbol bagi mereka yang haus perubahan. Memang, di antara 44 Presiden AS yang pernah memerintah, tidak semuanya dianggap sebagai hero. Ada beberapa person yang dinilai gagal dan kurang pantas dikenang sebagai mantan presiden. George Bush Junior salah satunya.
Sebaliknya, dalam kondisi perekonomian saat ini, Obama diserang karena dianggap kurang mampu menyejahterakan 46 juta penduduk miskin Amerika, meski telah menelurkan undang-undang kesehatan pro rakyat yang lazim disebut Obamacare –nama resminya The Patient Protection and Affordable Care Act (PPACA). Maka, kampanye Romney pun berkutat pada janji pertumbuhan ekonomi, mengurangi defisit anggaran, dan rencana membuka lapangan kerja baru.
Sayang, dalam kampanyenya menyerang kebijakan ekonomi petahana, Romney sempat tersandung. Sebagaimana dimuat kompas.com, Dalam sebuah acara kampanye di Roanoke, Virginia, Kamis (1/11/2012), Romney mengatakan, jika perekonomian Amerika berada di jalur yang seperti sekarangan ini, kondisinya akan buruk seperti yang terjadi di Italia.
“Jika Anda seorang wiraswastawan dan berniat memulai bisnis, Anda perlu bertanya pada diri sendiri: apakah Amerika berada di jalur yang sama dengan Yunani? Atau kita berjalan menuju krisis ekonomi seperti yang kita lihat di Eropa, di Italia dan Spanyol?”
Ucapan Romney itu langsung menyulut amarah para politisi Italia. Komentar-komentar mereka menjadi berita di halaman depan media-media negeri itu. “Romney mengatakan tidak ingin berakhir seperti Italia? Well… AS sudah seperti Italia, atau bahkan lebih buruk, mengingat mereka sama buruknya dengan kita, misalnya soal defisit,” kata politisi Gianfranco Polilo, seperti dikutip Huffington Post.
“Akan tetapi, mereka tidak memiliki hal-hal baik seperti kita, contohnya soal kualitas hidup,” lanjutnya. Sudah lazim kita ketahui, penduduk negara-negara Eropa seperti Italia dan Perancis, terlebih lagi kalau bicara negara Eropa Utara, tingkat menikmati hidupnya jauh lebih asyik bila dibandingkan warga AS. More or less, bisa diibaratkan bagaimana orang Yogya dan Solo lebih tenteram hidupnya daripada orang Jakarta.
Balasan petahana
Apa yang seharusnya menjadi strategi kata kunci petahana kalau sang lawan menginginkan perubahan? Tentu pemimpin petahana tak akan berslogan perubahan juga, kecuali ia ingin menjadi bagian dari perubahan kepemimpinan itu.
“Lanjutkan!” itulah slogan yang dipakai Susilo Bambang Yudhoyono dan tim suksesnya saat maju ke pemilihan presiden kedua. Bak ucapan pembina upacara memberikan instruksi pada sekondannya, gaya ucapan ala militer itu bertuah pada kemenangan SBY di Pilpres 2009.
“Forward” kata serupa itu yang kini dipilih Barack Obama sebagai keyakinannya memenangkan Pilpres periode keduanya. Pada Maret lalu, saat berkunjung ke pusat pemenangan Partai Demokrat di Washington DC, jaraknya hanya sepelemparan batu dari Gedung Capitol, saya masih belum menemukan slogan ini. Di sesi tanya jawab, saya melempar pertanyaan, “Kalau pada 2004 kalian punya slogan Yes, We Can! Lalu apa kalimat sakti yang akan dipakai Demokrat dan Obama pada pemilu kali ini?” Pihak tim sukses Partai Demokrat, yang menemui kami empat orang peserta program International Visitor Leadership Program tak bisa menjawab. “Ya, mungkin Yes, We Can Again,” selorohnya.
Kini terbukti, Obama mengambil kata “Forward” sebagai kata kunci kampanyenya. Dalam situs resmi Barackobama.com disampaikan, “Maju Terus” terutama ditujukan sebagai ajakan untuk terus melangkah lebih baik dalam bidang pemulihan ekonomi dan lapangan kerja, perhatian pada veteran, layanan kesehatan publik, pendidikan, dan energi.
Dua kata kunci telah mereka pilih, “Perubahan Sejati” dan “Maju Terus”. Mana yang lebih meraih hati pemilih?