Anak-anak ikut kampanye, kerap jadi topik seksi liputan kampanye.
Partai Gerakan Indonesia Raya alias Gerindra menuai sukses besar pada kampanye akbarnya di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Maret lalu. Tanda-tanda partai ini akan meraup suara banyak juga terlihat, meski mungkin tak sampai diperkirakan bisa tembus tiga besar, termasuk mengalahkan sang juara bertahan.
Di antara berbagai opsi yang bisa diliput pada kampanye yang dihadiri puluhan ribu massa, yakni persoalan keikutsertaan anak-anak. Larangan melibatkan anak-anak dalam kampanye diatur dalam Undang-Undang No 23 Tahun 2002 pasal 15 tentang Perlindungan Anak, dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) nomor 15 tahun 2013 tentang Larangan Parpol Melibatkan Anak-Anak.
Pasal 15 Undang-Undang Perlindungan Anak menyebutkan:
Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari :
a. penyalahgunaan dalam kegiatan politik;
b. pelibatan dalam sengketa bersenjata;
c. pelibatan dalam kerusuhan sosial;
d. pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan; dan
e. pelibatan dalam peperangan
Kurang dalam mengeksplorasi isu
Melvi Isnihijah sebenarnya mencoba fokus. Mencoba melakukan stand-up di sudut yang sangat cantik di stadion –berdiri di bangku penonton- Meivi beroleh gambar bagus. Juga insert alias gambar pendukung liputan, menunujukkan ramainya simpatisan yang datang maupun situasi pengamanan sekitar stadion.
Hanya saja, saat mulai menitikberatkan isu pelibatan anak dalam kampanye, Melvi kurang kuat mengeksplorasinya. Ia bertanya kepada Aisyah, ibu asal Jakarta Timur yang membawa puterinya ikut kampanye Gerindra. Saat Meivi berbicara dengan Aisyah, ada baiknya ia menyertakan gambar pendukung anak-anak di stadion, atau berteriak-teriak di sekitar pintu masuk GBK. Tak cukup hanya menyorot anak Aisyah, yang itu pun gambarnya terpotong.
Selebihnya, back-up audio, latar musik dangdut, dan kibaran bendera pendukung Partai Gerindra, membuat video liputan ini menjadi hidup. Meski memang, beberapa editing antar gambar masih terlihat “kasar”.
Keep improving, Melvi!