Liputan kampanye Partai Nasdem di Kebayoran, Jakarta Selatan. Sayang, kurang eksplorasi dan kurang optimal. Seperti perolehan suara partai yang diliputnya.
Nasdem. Singkat sekali nama partai ini. Sangat singkat karena memang namanya tak boleh dipanjangkan. Partai Nasdem, begitu saja namanya. Berbeda dengan ormas di balik kelahirannya yang merupakan kependekan dari ‘Nasional Demokrat’. Partai berslogan ‘Gerakan Perubahan’ itu mendapat perolehan suara yang tak terlalu buruk dan tak terlalu baik. Sekitar 6, 7 persen suara, yang harus dimaklumi, karena partai ini disiapkan dalam waktu tak terlalu panjang, sejak Juli 2011.
Sebuah liputan live sebaiknya tidaknya terlalu panjang. Tapi juga, jangan terlalu pendek, apalagi durasinya di bawah satu menit. Mungkin saja, dalam kasus durasi tersisa tak banyak, produser di balik layar sebuah program bulletin bisa memberi isyarat agar laporan reporter cukup satu menit. Tapi, pada situasi seperti itu, reporter harus memainkan “show” agar laporannya padat nan berisi.
Hanna Maria Manurung, mahasiswa kelas Jurnalistik TV Universitas Multimedia Nusantara (UMN) menemukan Partai Nasdem menggelar kampanye di Lapangan Ahmad Yani, Kebayoran. Di depan panggung ia melakukan aksi live. Latarnya, pendukung atau simpatisan partai yang mengibar-ngibarkan bendera di depan pengisi acara yang asyik berjoget.
Avoid the list
Di akhir laporannya, Hanna –masih dengan posisi standar dan tak banyak berubah kecuali sedikit menoleh ke belakang- berkata, “Tidak hanya di sini, Partai Nasional Demokrat juga akan melakukan kampanye terbuka di lima titik Jakarta, yakni Tugu Proklamator Jakarta Pusat, GOR Pademengan Jakarta Utara, Lapangan Parkir Pacuan Kuda Jakarta Timur, Lapangan Ahmad Yani Jakarta Selatan, dan Lapangan Bola Srengseng, Jakarta Barat.”
Selain tak ada CG, insert, dan belanjaan visual memadai, setidaknya ada beberapa catatan dari laporan yang disampaikan Hanna. Pertama, nama Partai Nasdem tak boleh disingkat. Karena sesuai sejarahnya, Partai Nasdem bukanlah Nasional Demokrat, seperti halnya ormas Nasdem dianggap berbeda dengan partainya.
Kedua, dalam berita televisi, hindarilah menyebut daftar. Avoid the list. Di liputan Ielevisi, gambar harus selaras dengan suara yang keluar. Jika menyebut nama 5 lapangan tadi, seyogyanya yang muncul di layar adalah foto atau video lokasi lapangan. Paling buruk, gunakan grafis atau gambar peta Jakarta untuk menjelaskan di mana titik-titik lokasi kampanye itu berada.
Ketiga, Hanna sudah mengawali kalimatnya dengan kata, “Tidak hanya di sini…” Maka, saat menyebut nama 5 lapangan yang menjadi arena kampanye Nasdem, seharusnya ia tak lagi menyebut lokasi Lapangan Ahmad Yani, Jakarta Selatan, tempatnya berdiri.
Ayo Hanna, Gerakkan Perubahan untuk yang lebih baik di tugas selanjutnya.