Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020
Jauhkan kami dari godaan warteg yang tertutup gorden.
Di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat, spanduk itu terpasang. Pemiliknya Jordiansyah Abdullah, bakal legislator Partai Nasdem. Dari tracking internet, Jordi ini aktivis pemuda. Ketua DPD KNPI Jakarta Barat.
Salah satu unsur nilai berita (news value) adalah seberapa terkenal tokoh yang ada dalam berita itu. Katherin Augustina memilih narasumber tepat saat ia mewawancarai Taufik Basari. Kelemahannya: kurang berani memotong jawaban narasumber.
Memilih narasumber untuk masuk dalam sekuen wawancara pada Live on Tape liputan kampanye bukanlah hal mudah. Beberapa karya yang masuk, mahasiswa mewawancarai warga simpatisan peserta kampanye, atau caleg partai itu. Tapi, di antara banyak reportase, liputan Katherin Augustina mendapat poin terbaik.
Beda berita televisi dengan koran adalah “menunjukkan”, bukan “menceritakan”.
Soraya Jenitta Marsha berpeluh di antara ratusan peserta kampanye Partai Nasdem di Lapangan Sunburst, Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan. Ia pun ada di tengah massa yang menggubah lagu “Bento…” menjadi “Nasdem!”
Beda berita televisi dengan koran adalah “menunjukkan”, bukan “menceritakan”.
Soraya Jenitta Marsha berpeluh di antara ratusan peserta kampanye Partai Nasdem di Lapangan Sunburst, Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan. Ia pun ada di tengah massa yang menggubah lagu “Bento…” menjadi “Nasdem!”
Dari lokasi kampanye di Serpong, Robi Gunawan memotret dari dekat lokasi kampanye Partai Nasdem. Sayang, keeping-keping puzzle itu tak tertata dengan baik.
Ada banyak peristiwa terjadi di sekitar kita. Ada banyak gambar tersaji di depan mata yang terekam kamera. Ada banyak cerita terhampar di depan panca indera. Tapi, dengan waktu tayang yang amat terbatas untuk sebuah liputan televisi, pilihlah cerita yang menarik, fokuslah pada satu isu, dan maksimalkan untuk mengeksplorasinya menjadi cerita yang keren.
Aliefia Malik memotret kampanye Partai Nasdem pada Pemilu Legislatif lalu. Ada beberapa kekurangan video liputan ini.
Partai Nasdem menjadi pilihan Aliefia Nada Malik dalam mengerjakan project liputan Ujian Tengah Semester (UTS) mata kuliah Jurnalistik Televisi Universitas Multimedia Nusantara. Ingat ya, yang benar Partai Nasdem, bukan Nasional Demokrat, karena sejatinya dua nama itu merupakan dua entitas berbeda. Satunya partai, satu lagi ormas. Logo mereka pun berbeda, meski sebenarnya hanya berkebalikan saja.
Mengemas dalam bentuk paket liputan, Aliefia menampilkan serangakaian gambar kampanye. Tapi celaka, saat gambar menampilkan apel akbar Partai Nasdem di Stadion Gelora Bung Karno yang disertai kehadiran kuda, motor gede dan mobil mewah, berlogo Nasdem, justru narasi menyebut kampanye Nasdem di Lapangan Ahmad Yani, Kebayoran Lama.
Liputan kampanye Partai Nasdem di Kebayoran, Jakarta Selatan. Sayang, kurang eksplorasi dan kurang optimal. Seperti perolehan suara partai yang diliputnya.
Nasdem. Singkat sekali nama partai ini. Sangat singkat karena memang namanya tak boleh dipanjangkan. Partai Nasdem, begitu saja namanya. Berbeda dengan ormas di balik kelahirannya yang merupakan kependekan dari ‘Nasional Demokrat’. Partai berslogan ‘Gerakan Perubahan’ itu mendapat perolehan suara yang tak terlalu buruk dan tak terlalu baik. Sekitar 6, 7 persen suara, yang harus dimaklumi, karena partai ini disiapkan dalam waktu tak terlalu panjang, sejak Juli 2011.