Penetapan status tersangka Suryadharma Ali oleh KPK, menjadikan posisi kuncinya di kementerian maupun partai terancam. Liputan Jason Leonardo memutar ulang kisah saat politisi ulung PPP ini memimpin kampanye pemilu legislatif.
Pengumuman Komisi Pemberantasan Korupsi yang menetapkan Menteri Agama Suryadharma Ali sebagai tersangka kasus tindak pidana korupsi pengadaan barang dan jasa haji pada 2012-2013 mengejutkan banyak pihak. Dari Kementerian Agama, menjadi pertanyaan besar, siapa lagi yang bakal tersangkut. Dari DPR pun pada bertanya-tanya, akankah wakil rakyat yang terhornat juga akan terseret kasus ini.
Sementara itu, dari geliat pemilian presiden, kasus ini sontak membuat terkejut Poros Prabowo – Hatta Rajasa. “Terus terang saya terkejut mendengar berita itu (SDA tersangka). Saya secara pribadi tidak percaya pak SDA itu bersalah,” kata Prabowo di kediaman Hary Tanoesudibjo, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sebagaimana dikutip Tribunnews.
Sisi lain liputan kampanye
Liputan Jason Leonardo saat meotret kampanye Partai Persatuan Pembangunan di lapangan Giant Bumi Serpong Damai mengingatkan, betapa Suryadharma Ali –Ketua Umum PPP- merupakan macan podium yang andal.
Sebagai sebuah liputan live stand-up, karya Jason sangat keren. Apalagi ia mengemasnya dalam bentuk ‘split’ antara gambar reporter dan suasana kampanye. Kalaupun ada kekurangan, selain durasi terlalu pendek, tak ada wawancara, juga tampilan insert visual kampanye yang cara motongnya masih terlalu kasar.
Tapi, ada yang menarik juga nih dari cerita di balik layar liputan kampanye ini. “Jujur sebagai orang Tionghoa, mengikuti kampanye yang diikuti oleh ribuan simpatisan PPP, memberi tantangan hingga tekanan mental yang berlebih,” kisah Jason.
Jason bercerita, dalam liputan bersama dua rekannya, ada momen di mana mereka yang hanya memiliki dua kamera, berada dalam kondisi no duty alias tidak ada kerjaan, selain berdiri menyaksikan Suryadharma Ali berorasi serta dikelilingi oleh massa dengan bendera hijau yang membungkus tubuhnya. Saat itu muncul seorang pria berpakaian putih, dengan gaya seperti anggota FPI berdiri di sebelah saya. “Keringat dingin pun mengucur,” kenangnya.