Hari ke-10 di Hawaii: Less Food, More Sport

Jadwal sangat padat, tapi berolahraga ternyata memberi pengaruh besar.

Bersama kawan dari Bulgaria. Enaknya suasana kerja kalau ada sarana refresh kayak gini.
Bersama kawan dari Rusia. Enaknya suasana kerja kalau ada sarana refresh kayak gini.

Seorang kawan baik, baiklah saya sebut bahwa ia seorang jurnalis yang kantornya di kawasan Kebon Sirih, iri setengah mati saat saya bercerita bahwa kantor Kompas punya lapangan futsal. “Wah, enak sekali. Bisa olahraga tanpa harus nyewa,” serunya. Memang, tak hanya arena futsal berkelas rumput internasional, parkir belakang kantor koran Kompas di Palmerah Selatan juga dilengkapi dengan lapangan tenis, basket, serta jogging track. Pentinglah buat kesehatan jurnalis. Sehat badannya, sehat jiwanya.

Dan, saya pun mulai menemukan obat atas penyakit ‘ngantuk berat’ hampir sepanjang pekan pertama di Maui. Mudah ingin tidur dan lelah akibat jet-lag, sesi yang padat, dan gelontoran makanan kelas berat itu mulai sirna. Solusinya: coba kurangi makanan besar dan sempatkanlah berolahraga. Seberapa pun dan kapan pun waktunya.

Berolahraga usai sesi seminar. Dari meja pingpong sampai table football pun ada.
Berolahraga usai sesi seminar. Dari meja pingpong sampai table football pun ada.

Fasilitas di sini amat lengkap. Selain lapangan sepakbola –hanya kami gunakan saat outbond hari pertama- ada pula kolam renang lengkap dengan jacuzzi, serta ruang fitness. Di ruang fitness itu, hampir semua sarana ada di sana. Treadmill, sepeda statis, meja ping-pong, foosball (sepakbola dengan meja) sampai tongkat golf dan rumput mininya. Bahkan ada satu ruangan khusus yang berfungsi sebagai ‘game room’. Ada aneka puzzle di sana, serta kartu-kartu remi yang dibungkus rapi siap dipakai siapa saja.

Berolahraga tak perlu mahal

Berjalan di atas treadmill. Ditemani kolega dari Brasil.
Berjalan di atas treadmill. Ditemani kolega dari Brasil.

Di sini saya rajin menggunakan treadmill. Tak perlu lama-lama. Sekali pakai sekitar 20 menit. Dengan skala kecepatan antara 1,5 – 3, rata-rata memang tak sampai menempuh 1 mil perjalanan. Tapi lumayanlah. Kalori yang dibakar bisa mencapai 75, dengan detak jantung sekitar 110 beats per menitnya.

Waktunya tak tentu. Kadang malam hari di atas pukul 8 –usai makan malam dan berakhirnya sesi terakhir. Pernah juga pagi hari sebelum pukul 6. Bayangkan, mencari keringat dengan pria Brasil sebagai teman treadmill di sebelah kiri, atau bermain tenis meja bersama kawan dari Malaysia dan Filipina, hehehe…

Semoga nanti bisa terus menjaga konsistensi berolahraga di tanah air. Tak perlu pakai peralatan mahal, karena Tuhan sudah mengaruniakan kaki untuk berjalan atau mengayuh sepeda.

Salam olahraga dari Mid Pacific Center, Maui, Hawaii…

Leave a Reply

Your email address will not be published.